Lihat ke Halaman Asli

Imam Muhayat

Karakter - Kompetensi - literasi

Serenade #3

Diperbarui: 28 Januari 2023   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan sore itu memori kita. Meski dingin terasa membasuh sekujur raga. Pada dikulum senyummu penghangat rasa. Sebanding cintaku padamu yang tak kaukira

Dari pagi hingga sore hari. Meski hujan tak tak kunjung henti. Derap langkahku tak surut di balik kabut. Seperti pesanmu dalam memori cinta. Cakrawala selalu nyata.

Begitulah ..., puput kabut tepian sudut. Bukankah sama halnya di Padang Sabana. Tak satu pun tanda arah kemana. Musyafir tetap saja menemukan jalannya.

Setiap jalan ada karena langkah massa. Jejak tapaklah belakangan para musyafir bertenda rasa. Satu dua tiga dan seterusnya. Kian ramai mereka melewatinya.

Imam Muhayat, Nusa Dua, 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline