Lihat ke Halaman Asli

Imam Muhayat

Karakter - Kompetensi - literasi

Kerajaan Tak Bernama

Diperbarui: 2 September 2022   18:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sketsa lukisan NA Arnawa, 1990 (dokpri-koleksi pribadi)

Kerajaan tak bernama. Ada dari batu setangkup tangan ibu. Melunak seperti jeli. Dalam hitungan hari mengeras selepas ribuan kaki.

Sesaat kebekuan tanpa kehangatan jari- jari lembutnya. Dinding-dinding penyekat mengerat pegat ruang tahta. Merobohkan almari mahkota. Meski sesaat pasowanan agung terencana sesuai agenda.

Adipati, para punggawa, dan rakyat jelata tak mengira. Terhitung hari menunggu sesi. Tak menyangka apa yang terjadi. Semua yang tertata berserakan seisi ruang.

Tangis ngilu pecah di batu. Sementara air mata buaya bercampur air liur. Ambur senyawa cairan enzim-enzim kimiawi. Nganga mulut siap merebut serapan nutrisi.

Begitulah ... akibat kerajaan tak bernama. Cukup perkasa membuatnya percaya diri. Hingga lalai. Petuah bijak Bestari ...

:Selama masih di bawah matahari
 Tak ada yang tetap abadi ...
Imam Muhayat, 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline