Lihat ke Halaman Asli

Imam Muhayat

Karakter - Kompetensi - literasi

Kilau Warna Membilas Langit

Diperbarui: 25 Agustus 2022   18:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tidak sedang memotret wahana asli di atas Kanvas. Aku juga tidak sedang melukis lekuk warna sedetil adanya. 

Meski kadang aku berada pada wahana dan warna. Tapi aku lebih bercengkerama dalam bentuk warna yang kusuka. Karena warna sering menyilaukan mata. Bentuk warna-lah menjadikan diriku ada.

Bukankah biru langit datang dari hamparan kedalaman laut. Warnanya memantul di gunung tertutup hijaunya dedaunan. Akar menjalar belukar menghampar meletupkan titik titik air. Rindu danau pada laut terlukis jelas di pintu langit biru.

Lihat... keriangan belibis yang sedang mematok tenggiri. Memanjakan diri pagi hingga siang hari.  Pada senja tiba. Meski belum sesak isi perutnya, terbang bersarang di rimbun bakau sewarna kehijauan.

Bentuk warna selalu melukiskan jejak suara. Datang dari pelataran puncak menara. Dengar, pergi membelah sunyi. Pada bentuk jendela ilmu tergaris warna menuju pribadi sempurna.

Imam Muhayat, Nusa Dua, 25 Agustus 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline