Lihat ke Halaman Asli

Imam Muhayat

Karakter - Kompetensi - literasi

Memori Awal Muharram

Diperbarui: 30 Juli 2022   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini. Sematkan aku pada rekah. Matahari pertamaku. Dalam bentang sunyi. Rekatkan di kedalaman. Birih-birih batinmu.

Bawalah aku ke pelabuhan. Ombak batinmu. Menuju pelayaran pulau. Dimana nyiur melambai. Iringi kesahduan irama. Lirik-lirik masa lalu. Kerat tertanam dalam ingatanku.

Derai titik-titik air hujan. Membilas dari ketinggian atap rumah. Melumuri sajak yang kau himpun pada kaca jendela kita. Juga berasal dari balik torehan kelembutan tanganmu.

Saat itu. Sapu tangan kau ulurkan padaku. Tanda mata yang tak pernah terhapus dari pelupuk mata. Meski tinggal setitik air mata jatuh di tepian alisku.

Denpasar, 30 Juli 2022

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline