Cakrawalamu yang kelabu itu luka
Ia mengaduk-aduk hendak selimuti ufuk, bagai mentari mengusir halimun di senja kemarau
Fajar pun cerah bangkit dari balik kegelapan
Seberkas cahaya membasuh wajahmu
Tapi kau sendiri terlena, seperti percikan kasturi terbawa ombak
Mewangi ke segala arah
Hilang aroma di bibir pantai
Bentang arah yang tak kau kenali
Telah menghanyutkan batas tepian Ditelan dasar pusaran yang gelap
Titah lainlah yang membawanya memasuki cahaya
Sekiranya tidak segera kau sadari
Bola mata kian meradang
Ambang batas terus memerah
Memanah, meski sekali pun tidak pernah terjamah
2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H