Lihat ke Halaman Asli

Imam Muhayat

Karakter - Kompetensi - literasi

Kesadaran

Diperbarui: 2 Oktober 2016   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Surat ini kutulis saat gerimis hujan. Ditujukan kepada mereka yang masih percaya dengan penggandaan uang. Hasil banyak tanpa kerja keras, keringat bercucuran, daripada susah-payah menjadi TKW di negeri orang. 'Kan lebih baik, katamu, dekat saja dengan si-kanjeng emas di balai-balai padepokan

Khayalanmu terlalu tabu, wahai kalian yang masih mudah terpedaya kilauan. Sinar buram di tengah-tengah zaman gatget sudah bertebaran di pinggir jalan, segebok uang bisa kalian dapatkan. Jika mau berbagi suasana sepanjang kemauan

Entah, mengapa kalian masih mudah ditipu dengan trik sihir menyesatkan. Mungkin sebegitu derita hidupmu tak pernah mereka dengarkan. Membuatmu kehilangan keseimbangan, terjerumus janji-janji palsu yang memang palsu betulan

Di negeri ini perlu kita sadari masih banyak manusia pemangsa. Memasang taringnya bagi yang susah lebih mudah dijarah, yang lagi dirundung duka mudah dibawa kemana saja, yang sedang kekurangan mudah dikubur dengan keyakinan, maka waspadalah ...

Di tengah-tengah suasana seperti ini. Lebih baik kembali di kesadaran Illahi

 

Rumah Pustaka, 02.10.2016. Puisi: Imam Muhayat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline