Lihat ke Halaman Asli

Imam Muhayat

Karakter - Kompetensi - literasi

Pustakawan

Diperbarui: 6 Februari 2016   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

keseharian kenali deret nama si fulan  urai jejak, fokus tema pembahasan         

jelajahi kota, labuh cetak kreatifnya mengunduh waktu, lembar-lembar seperti gemuruh, sendiri dalam percakapan

di atas rak-rak buku, seperti kilatan blitz bidik potret: tampilan ribuan karakter; yang riang atau yang jalang; yang muter-muter sampai yang keblinger; yang manis, di-ending melangkolis; yang abu-abu ditimpah hitam putih, semua bisa beradu, hanya waktu akan bersaksi, pemustaka penentu aksi

karena di tangannya irama akan dipetik nyanyian nyaring didengar, di hati meruang kian lebih banyak orang pintar, pustakawan bukan sekadar karyawan, tetepi ia menjilma pemicu pembaca kian penasaran

jika nanti perpustakan seramai: pasar taman wisata atau mall-mall nir kesepian, kecerdasan menuai masanya secepat kilat petik kejayaan bangsa

jalan yang lapang untuk itu mesti hadir dalam bentuk kebijakan, karena hanya dengan kebijakan akan melahirkan strategi, tekniklah kemudian sebagai panglima eksekusi, akhirnya pustakawan lebih bebas ekspresi ...

 

Malang, 06.02.2016

 

 

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline