keseharian kenali deret nama si fulan urai jejak, fokus tema pembahasan
jelajahi kota, labuh cetak kreatifnya mengunduh waktu, lembar-lembar seperti gemuruh, sendiri dalam percakapan
di atas rak-rak buku, seperti kilatan blitz bidik potret: tampilan ribuan karakter; yang riang atau yang jalang; yang muter-muter sampai yang keblinger; yang manis, di-ending melangkolis; yang abu-abu ditimpah hitam putih, semua bisa beradu, hanya waktu akan bersaksi, pemustaka penentu aksi
karena di tangannya irama akan dipetik nyanyian nyaring didengar, di hati meruang kian lebih banyak orang pintar, pustakawan bukan sekadar karyawan, tetepi ia menjilma pemicu pembaca kian penasaran
jika nanti perpustakan seramai: pasar taman wisata atau mall-mall nir kesepian, kecerdasan menuai masanya secepat kilat petik kejayaan bangsa
jalan yang lapang untuk itu mesti hadir dalam bentuk kebijakan, karena hanya dengan kebijakan akan melahirkan strategi, tekniklah kemudian sebagai panglima eksekusi, akhirnya pustakawan lebih bebas ekspresi ...
Malang, 06.02.2016