Lihat ke Halaman Asli

Imam Muhayat

Karakter - Kompetensi - literasi

Tips Hindari Galau Masa Tua

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Fenomena perkembangan kognitif yang positif. Perkembangan kognitif pada masa tua adalah merupakan fenomena psikologi yang normal adanya. Sebagaimana perkembangan sebelumnya, bahwa di antara manusia ada yang berhasil mengakses tahap perkembangan-perkembangan tersebut di samping ada yang gagal melewati tahap perkembangan tersebut

Hal itu tergantung bagaimana seseorang mampu memaknai adaptasi kognitifnya dalam kehidupan nyata yang dihadapinya. Ilustrasi penjelasan di atas dapat disimak sebagai;

"organism yang begitu memperluas jangkauan pengetahuan itu, semakin mampu juga untuk mengamankan dirinya sendiri terhadap bertambah banyaknya gangguan, yang dapat timbul dari kenyataan dari dirinya sendiri cenderung mencari keseimbangan dan adaptasi yang betul-betul menyeluruh. Dengan demikian membuatnya mampu menghadapi problema mana pun juga lepas dari keterikatannya pada situasi hit et nunc (di sini dan sekarang). Demikian penjelasan Jean Peaget dalam Veuger: 1983, 16.

Kemampuan individu sedemikian itu dalam konsep psikologi disebut sebagai makna adaptif psikologis. Di mana kesatuan-kesatuan problema yang melingkupi diri seseorang tidak menjadi hambatan dalam perkembangan kognitifnya. Ia melewatinya dengan tanpa melibatkan egosentris karakteristik individu itu, yang kemungkinannya belum tentu diterima secara umum. Sebaliknya, apabila ia tidak mampu menggunakan sikap adaptif psikologis, maka yang lebih dominan dalam prilakunya banyak melibatkan egosentris tersebut. Berikut penjelasan aplikasi psikologis memasuki ranahnya dalam percaturan keseharian;

"….dalam konfrontasi dunia baru intelegensi representatif ia seolah-olah mundur lagi kepada suatu sikap ego-sentris, yang akan diatasinya dengan sekali lagi mengaktifkan proses adaptasi. Jadi asimilasi dan akomodasi dengan segala seluk beluknya. Tanpa mengikuti seluruh proses yang amat komplek itu, ia belum mampu juga berkomunikasi dengan orang lain entah anak-anak, entah orang dewasa -- dalam arah yang sebenarnya."

Bagi individu yang telah mampu beradaptasi tersebut, dan merasa nyaman serta aman dalam konteks masanya itu, maka indikasinya adalah sebagai berikut:

"Pertama seseorang dapat menerima dirinya sendiri. Ke-dua dapat hidup dengan apa yang telah dibangun sepanjang kehidupannya. Ke-tiga, dapat menerima aturan-aturan dalam kehidupan. Ke-empat, menjadi bagian dari sejarah besar kehidupan dan bahagia. Ke-lima, menyesal, menerima kehidupan tanpa memahami bahwa ia berada dalam putaran kehidupan. Ke-enam, penyelesaian yang tidak sehat ditandai dengan penyesalan dan membuat orang gagal dengan penyesalan." (Gufron, Makalah Kuliah Magister UMY: 2007, 11).

Fenomena di atas dapat dipahami, bahwa terbentuknya sikap tersebut karena telah terbentuknya konsep diri atas pengamatan terhadap fenomena bentuk wacana yang berkali-kali disaksikan dan dapat mengetahui solusi atas fenomena yang terjadi. Selain itu, juga banyak kesaksiannya terhadap human act yang terkadang mempuyai konsekuensi-konsekuensi hidup, dan hal tersebut dijadikan pengalaman yang berharga bagi individu sebagai proses pembelajaran hidup.

Terbentuknya karakter individu seperti itu dari hari ke hari menunjukkan kematangan psikologinya, maka kemudian semakin bertambah kematangan penuh kesahajaan dan bijaksana dalam berbagai sikap. Sebagaimana diketahui domain perkembangan kognitif akan merunut berbagai kemungkinan individu tambah berkembang dan lebih mampu beradaptasi dengan lingkup kehidupannya. Mengapa? karena sudah mengakrapi landasan yang kuat berdasarkan beberapa hal, misalnya: "Knowledge, comprehension, application, evaluation, dan synthesis aksi" (Sumarno: Makalah Pasca 2007,6). Kelima ranah kognitif ini sangat berperan membentuk kepribadian individu dan jati diri yang mengarah kepada kematangan individu. Implikasi kematangan tidak lain di antaranya adalah terhindar dari galau pada masa tua. Radhiyallah. Wallahu a'lam. Bali, 25 Agustus 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline