Sebagaimana penelitian yang dilakukan Depdikbud, bahwa pengajaran bahsa Inggris kurang berhasil apabila fungsi komunikasi terabaikan. Untuk mensiasati kekurangan itu, maka dua hal yang cukup prinsip diperhatikan adalah memanfaatkan bahasa sebagai fungsi komunikasi. Dan sejauh mana kompetensi guru bahasa Inggris dan emplementasi fungsi bahasa Inggris sebagai media komunikasi itu sendiri bisa diwujudkan dengan baik.
Penulis tertarik melihat kenyataan pada kemampuan bahasa Inggris-nya pedagang asong di Panti Kuta, Bali yang menjadi tujuan/destinasi internasional itu ternyata kemampuan berbahasanya lebih baik dibanding kita yang anak sekolahan. Ketertarikan itu didasarkan atas kenyataan bahwa satu sisi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi antar manusia, dapat berfungsi aplikatif dan dapat mendulang gemerincingnya dollar di Pantai Kuta, Bali.
Padahal, mereka tidak mengenal teori, metodologi dan cara-cara yang efektif sebagaimana yang didapat oleh setiap para pelajar dan mahasiswa umumnya. Akan tetapi mengapa justru mereka lebih komunikatif menggunakan fungsi bahasa Inggris tersebut kepada native speaker -- dibanding dengan masyarakat terpelajar yang sudah lama mempelajari bahasa Inggris mulai dari bangku SD, SMP, SMP, hingga Perguruan Tinggi bahkan ditunjang kursus sekali pun?
Tentunya , dengan kemampuan tersebut ada beberapa hal yang istimewa dalam mepelajari bahasa Inggris bagi pedangan asong di Pantai Kuta, Bali. Baik cara mempelajarinya maupun bagaimana mempraktikan lansung dengan turis mancanegara.
Nampaknya, keberuntungan dalam mempelajari bahasa Inggris adalah bahasa sebagai alat menyapa dan mengapresiasi realitas kehidupan yang dilihatnya. Maka tepat kiranya dalam pengajaran bahasa Ingris -- seharusnya menkondisikan practice approach, sesuai dengan kondisi lokal yang akan dialami oleh pelajar atau mahasiswa. Tentunya hal itu membutuhkan segenap kesadaran secara utuh, utamanya bagi para guru pengajar bahasa Inggris dalam proses mempelajari bahasa Inggris.
Kita bisa membandingkan sebagaimana yang telah diraih oleh pedagang asong di Pantai Kuta, Bali dalam penguasaan berbahasa Inggris. Betapa pun masih sering terdengan suara sumbang yang belum tentu benarnya, bahwa pedagang asongan yang ada di Pantai Kuta, Bali menggunakan bahasa Inggris untuk komunikadi dengan wisatawan sekenanya saja, atau asal-asalan, sekadar pemahaman komunikatif, tidak baku, dll. Bahkan anggapan sinis yang paling tajam adalah pedagang asongan memakai bahasa Inggis sama sekali tidak mengindahkan kaidah-kaidah baku yang tertuang dalam gramatikal bahasa Inggris. Namun, dari segi komunikatif berbahasa mereka lebih sukses dibanding dengan anak-anak sekolah/mahasiswa.
Dengan kenyataan tersebut, pertanyaan yang akan muncul adalah bagaimana mereka bisa berbahasa Inggris dengan lancar? Motivasi apa mereka atau apa yang mendorong mereka ingin sekalai menguasai bahasa Inggris dan mempraktikan secara langsung dengan turis asing?
Dunia pariwisata sebagaimana kita ketahui telah menjanjikan dapat mendulang banyak dollar. Termasuk dalam hal ini para pedagang asongan mungkin berharap dengan menguasai bahasa Inggris dengan baik, maka akan lebih dapat mendulang gemerincingnya dollar dari turis mancanegara. Berupa salery yang lebih dibandingkan dengan kerja di sektor lainnya.
Maka tidak mengherankan, pedangan asongan di pantai Kuta, Bali berlatih secara terus menerus baik dengan caranya sendiri atau yang nyatanya mendengar langsung dari turis asing yang terulang-ulang setiap harinya. Sehingga kesan yang dapat ditangkap sejumlah ungkapan dalam kalimat yang sempurna sebagai awal untuk mengadakan komunikasi dengan wisatawan mancanegara dan mungkin juga dengan wisatawan domistik yang dengan sengaja menjadi turis asing kemudian menggunakan bahasa Inggris yang berlangsung secara komunikatif.
Aspek komunikatif pastilah didasari dengan kepahaman terhadap objek pembicaraan dalam komunikasi. Oleh karena itu dalam proses belajar bahasa Inggris--akan lebih baik apabila materi belajar dengan objek yang akan dihadapi bisa disesuaikan dengan medan yang akan dihadapi.
Bahkan, walaupun telah ada kesesuaian antara objek dan materi yang dipelajari sekali pun, belum tentu cara tersebut menjamin kesuksesan mereka dapat berbahasa Inggris dengan baik.