Saat membuka folder yang ada di komputer terdapat beberapa gambar kegiatan yang pernah saya ikuti. Pertama mengikuti sosialisasi Hak Azazi Manusia (HAM) di Denpasar, Bali. Kedua kegiatan jalan santai yang diadakan oleh FKUB Kabupaten Badung. Setelah selesai saya juga mendapat kesempatan memberikan pandangan tentang silaturrahim, kerukunan, dan kedamaian dalam perspektif Islam yang saya sampaikan kepada siswa-siswi jalan santai tersebut. Ketiga mendampingi mahasiswa KKN di wilayah Kepaon, Denpasar. Ke-empat rapat MUI Kabupaten Badung yang diselenggarakan di Kantor MUI Kabupaten Badung.
Terkait dengan HAM tentu sangat penting bagi saya sendiri dan bagi kelembagaan yang selama ini saya akrabi. Karena dengan memahami HAM secara baik akan memberikan berbagai pencerahan yang berguna baik kemanfaatan itu terkait dengan pendekatan Kelembagaan, utama sekali konteks keilmuan yang setiap saat saya berhubungan dengan siswa dan mahasiswa yang secara langsung dan tidak langsung menjadi pengayaan apresiasi terhadap konteks HAM dalam kehidupan umat dan masyarakat dan dapat saya tularkan kepada mereka dari pengalaman dan pengayaan dalam penggalian lebih lanjut.
Kegiatan FKUB dengan jalan santai kemudian diteruskan dengan dialog di halaman Taman Ayun, Denpasar, Bali terasa suasana cair dan santai. Semangat respon siswa-siswi dari tingkat SMP/SMA sangat meriah dan terasa menikmati suasana dialog yang diadakan oleh FKUB Kabupaten Badung, Bali. Bahkan ada himbauan kepada FKUB acara-acara seperti ini frekuensinya dapat ditingkatkan lagi.
Program KKN, kegiatan semacam itu sudah saya akrabi sejak beberapa tahun lalu mengantarkan mahasiswa KKN di suatu tempat dan memberikan dorongan kepada mahasiswa agar kesempatan KKN itu dapat dijadikan bekal yang penting, juga merupakan wahana pembelajaran langsung terjun di masyarakat. Karena itu, saat KKN berlangsung saya selalu memberikan dorongan kepada mahasiswa agar dapat menimba sebanyak mungkin dari pengalaman para tokoh masyarakat, kepala, ketua, sesepuh, pinisepuh di mana mahasiswa melaksanakan KKN. Selain itu, harapan dari pembimbing mahasiswa KKN pandai-pandai membawa diri dan menempatkan diri di tengah-tengah melaksanakan tugas kampus, sehingga dapat membawa nama baik kampus serta tidak mencederai sedikit pun tempat KKN baik dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Adapun terkait dengan rapat MUI Kabupaten Badung yang dilaksanakan itu menghasilkan beberapa item pembahasan tentang dinamika organisasi. Selanjutnya berhasil mengirimkan calon ulama yang kini masih melaksanakan tugas mendapat bimbingan langsung MUI pusat yang diadakan di Ponpes Gontor Ponorogo, Jawa Timur selama enam bulan. Manakala peserta yang dikirim tersebut mempunyai prestasi yang baik, maka kemudian yang bersangkutan diberikan beasiswa oleh penyelenggara untuk meneruskan jenjang pendidikan Pascasarjana di Universitas Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Imam Muhayat, 5 November 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H