Lihat ke Halaman Asli

Imam Mashudi Latif

Dosen Universitas Darul Ulum Jombang

Kurban Sebagai Ibadah Ritual dan Sosial

Diperbarui: 17 Juni 2024   08:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyembelihan hewan kurban (foto arsip Universitas Darul 'Ulum Jombang)

Idul Adha merupakan hari raya bagi umat Islam. Ada beberapa ibadah yang berkaitan dengan Idul Adha, yaitu puasa tarwiyah, puasa arafah, haji, dan kurban. Di sini penulis hanya membahas ibadah kurban.

Kurban adalah ibadah yang disyariatkan bagi umat Islam. Pelaksanaannya setelah selesai salat Idul Adha (10 Dzulhijjah) sampai hari tasyriq terakhir (13 Dzulhijjah). Ibadah kurban ini dilakukan untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya, Ismail, sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah.

Proses kurban dilakukan dengan menyembelih hewan ternak dengan kriteria yang telah ditentukan. Hewan yang akan dikurbankan harus cukup umur dan sehat. Hewan kurban yang biasa disembelih adalah domba, kambing, sapi, kerbau, atau unta. Setelah hewan disembelih, dagingnya dibagikan kepada orang yang kurang mampu, seperti fakir miskin, janda, atau anak yatim.

Kurban memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Melalui ibadah kurban, umat Islam diingatkan akan pentingnya pengorbanan dan ketaatan kepada Allah, serta rasa syukur atas segala nikmat yang telah Dia anugerahkan kepada mereka.

Dalam konteks Islam, kurban bukan sekadar ibadah individual, namun juga mempunyai dimensi sosial yang penting. Kurban juga menjadi sarana untuk memperkuat rasa solidaritas dan kebersamaan dalam komunitas Muslim, karena daging kurban biasanya dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kurban sebagai ibadah sosial. Pertama, berbagi dengan sesama. Kurban berperan serta dalam penyediaan daging bari orang yang membutuhkan. Hal ini bisa mewujudkan kebersamaan masyarakat dalam merayakan Idul Adha dan juga membangun solidaritas.

Kedua, kurban bisa memperkuat hubungan sosial. Dalam proses penyembelihan hewan kurban, diperlukan kerja sama yang baik antara juru sembelih dan orang-orang yang mengendalikan hewan yang dijadikan kurban. Dengan demikian, ibadah kurban juga memperkuat ikatan sosial di antara anggota masyarakat.

Ketiga, dalam proses pembagian daging kurban, juga dibutuhkan kerja sama dan interaksi di antara tetangga, saudara, dan sahabat. Hal ini memperkuat kohesi (rasa keterikatan) sosial dan persaudaraan.

Keempat, kurban bisa mengatasi ketimpangan sosial. Kurban dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial di masyarakat dengan membagikan daging kurban kepada pihak yang membutuhkan. Hal ini memberikan kesempatan bagi masyarakat kurang mampu untuk menikmati makanan sehat berkualitas tinggi yang jarang mereka rasakan.

Kelima, kurban mengajarkan nilai-nilai sosial. Praktik penyembelihan hewn kurban dan pembagian dagingnya juga bisa menjadi kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai sosial kepada generasi muda, seperti pengabdian, kasih sayang, dan kepedulian kepada mereka yang membutuhkan. Hal ini membantu menumbuhkan empati dan rasa tanggung jawab sosial di antara anggota masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline