Lihat ke Halaman Asli

Imam Is

Wiraswasta

Tradisi Anjangsana Pererat Silaturahmi Saat Hari Raya Idulfitri

Diperbarui: 10 April 2024   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga sedang melakukan anjangsana. Foto (dok. imam)

Nganjuk, 10 April 2024 - Ada tradisi yang erat hubungannya dengan silaturahmi dalam merayakan hari raya Idul Fitri. Dalam istilah Jawa disebut dengan "sejarah" atau ada juga yang menyebutnya dengan "jarah" dengan kata umum anjangsana.

Tradisi anjangsana ini sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan perayaan lebaran. Tradisi turun temurun ini memang memiliki makna yang mendalam dalam menjalin silaturahmi, saling bermaaf-maafan antar individu dan kelompok.

Mengawali tradisi anjangsana, biasanya terlebih dahulu anak sungkem kepada kedua orang tua atau orang yang lebih dituakan di keluarga masing - masing. Kemudian dilanjutkan ke sanak saudara, tetangga, dan diteruskan secara bersama berkeliling kampung.

Pokok dari anjangsana di hari raya Idul Fitri, adalah menjadi momentum yang tepat untuk memperbaiki hubungan yang renggang, menyatukan hati yang terpisah, hingga mengenang memori memori komunal yang selama ini jauh, dan mulai pudar karena jarak.

Menghormati orang yang lebih tua, juga menjadi makna tersendiri dalam peristiwa anjangsana pada hari raya Idul Fitri. Dalam beranjangsana, biasanya akan didapat berbagai petuah dari orang tua. Biasanya akan didapatkan pula kisah - kisah masa lampau yang hampir terlupakan karena waktu.

Seorang tokoh agama yang menyambut warga saat beranjangsana. Foto (dok. imam)

Saling bergurau, bertegur sapa, menjadi hal yang sangat membahagiakan pada momentum yang dirayakan sekali dalam setahun ini. Lebih bahagia lagi anak - anak yang ikut dalam tradisi anjangsana, karena tidak jarang mereka mendapatkan angpao atau biasa orang Jawa menyebut dengan "sangu".

Beragam jajanan tradisional yang sudah mulai jarang ditemui, bisa akan dijumpai dalam tradisi ini. Misalnya jajanan berupa tape ketan hitam, marning, getuk, kemudian godir atau agar agar yang dicetak. Momentum diatas adalah yang paling ditunggu - tunggu selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan hingga menyambut kemenangan di hari raya Idul Fitri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline