Lihat ke Halaman Asli

Imam Kodri

TERVERIFIKASI

Bencana Asap Dan Makna Sumpah Pemuda Untuk Anggota DPR “Rela Berkorban”

Diperbarui: 27 Oktober 2015   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumpah Pemuda Foto: xiiipa2-sman1be"][/caption]

Besok tanggal 28 Oktober mengingatkan kita semua sebagai bangsa Indonesia adanya hari Sumpah Pemuda. Termasuk dari sekian banyak keajaiban dunia adalah Sumpah Pemuda, karena Sumpah Pemuda hanya ada di Indonesia. Di Singapura, Malaysia, Thailand, Fietnam, Phlipina, Birma, Kamboja, Brunai, dan negara negara di dunia lainnya tidak punya Sumpah Pemuda. Amerika, Rusia , China, Inggris, Perancis, Jerman tidak juga punya sumpah pemuda.

Banyak dari mereka yang iri, negara tetangga kita ASEAN banyak yang iri. Apalagi seperti Rusia, Yugoslavia yang pernah cerai berai. Mereka sering bertanya dan memuji kita, gagasan siapa yang melahirkan Sumpah Pemuda, sungguh luar biasa. Pantas saja Indonesia dengan sumpah pemudanya saja susah diadu domba, dari jaman dulu mereka bersatu. Faham radikal apapun bentuknya tidak pernah laku.

Memang betul sumpahnya sih sederhana tetapi sesungguhnya makna intinya luar biasa menyatukan Nusantara. Kami Bangsa Indonesia mengaku Bertanah Air satu, Tanah Air Indonesia, Berbangsa Satu Bangsa Indonesia, Berbahasa Satu Bahasa Indonesia. Maknanya sangat jelas, lugas, dan tegas. Wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke terdiri dari 17500 pulau adalah dalam ikrar satu kesatuan yang utuh satu tanah air Indonesia.

Ada 750 dialek bahasa dari 67 bahasa daerah, dari 1128 suku bangsa disatukan dalam satu ikrar berbahasa satu bahasa Indonesia, dan berbangsa satu bangsa Indonesia. “Makna yang lebih dalam lagi adalah adanya satu kesatuan rasa, satu kesatuan nasib sepenanggungan, dan satu kesatuan perjuangan intinya adalah “rela berkorban”. Itulah nilai-nilai warisan yang ditanamkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 kepada kita generasi penerusnya.

Dengan semangat sumpah pemuda pekerjaan yang maha berat dapat diangkat, pekerjaan mustahil berkat sumpah pemuda pada akhirnya dapat juga berhasil. Nah sekarang Indonesia sedang menghadapi musibah, mungkin juga merupakan bentuk ujian dari Tuhan. Yang sedang disandang bentuknya bermacam-macam. Paling mengkhawatirkan adalah kebakaran hutan Sumatera dan Kalimantan, membuat banyak pihak kelabakan.

Bencana asap tak terhindarkan. Berpuluh ribu penduduk laki perempuan dewasa orang tua dan anak-anak menderita sakit saluran pernapasan. Kantor pemerintah, sekolah, pusat ibadah, tempat rekreasi, pasar pusat perbelanjaan, semuanya penuh dengan asap tebal, semuanya tersiksa. Aktifitas perekonomian jatuh setengah lumpuh. Jalannya pembangunan di daerah tersendat. Sekolah diliburkan, akibatnya pendidikan generasi bangsa dikorbankan.

Walaupun berbagai bantuan sudah didatangkan untuk pemadaman, tetapi kebakaran hutan semakin mengganas. Dengan water boombing sudah didatangkan, tanda-tanda api padam belum kelihatan, yang terjadi selanjutnyai kabut asap semakin mengganas. Sudah banyak memakan korban jiwa, harta benda dan meninggalkan banyak kesedihan. Sekarang saatnya jiwa sumpah pemuda bangsa Indonesia sedang diuji. Apakah masih ada tersisa semangat berani mati dan “rela berkorban” menolong saudara-saudaranya di Sumatera dan Kalimantan.

Jika dengan semangat sumpah pemuda, perjuangan bangsa Indonesia dapat merebut kemerdekaan, maka masalah kabut asap yang melanda Sumatera dan Kalimantan pasti dapat dipadamkan. Tentu saja memerlukan waktu, kerja keras dan dengan kesabaran. Semua pihak, Polri, TNI, dan masyarakat, sudah bekerja keras, dan pemerintah dengan arahan Presiden juga tidak diam. Pemberian konsesi lahan gambut 4,8 juta hektar semasa SBY ditata ulang. Patut kita acungkan jempol dengan semangat sumpah pemuda, Jokowi telah “rela berkorban”, tidak mau menyalahkan pemerintah selama 10 tahun kesalahan dalam pengelolaan hutan.

Bagaimana bentuk semangat dan jiwa sumpah pemuda bagi Politisi di DPR? Ya harus “rela berkorban”sebagai inti dari satu kesatuan rasa, satu kesatuan nasib sepenanggungan, dan satu kesatuan perjuangan. Dengan semangat sumpah pemuda, seharusnya setiap anggota DPR tidak saling menghujat, bekerja dengan ketulusan. Sebagai wakil rakyat harus dapat menjadi teladan dan intinya seperti dijelaskan diatas harus “rela berkorban”.

Dalam kondisi musibah darurat asap, lupakanlah sejenak urusan legislasi, toh selama setahun ini tugas-tugas pokok legislasi telah banyak diabaikan dan hanya saling sikut-sikutan. Mumpung ada peluang menebus dosa dan kesalahan, tumpahkan seluruh tenaga dan pikiran untuk terjun langsung berempati kepada para korban. Sesekali anggota DPR jemput bola terhadap korban khususnya rakyat kecil, “rela berkorban” secara langsung untuk rakyat kecil yang telah bersusah payah memilih menjadi wakilnya. Sudah saatnya DPR menunjukan rasa empatiknya kepada rakyat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline