[caption id="attachment_383230" align="aligncenter" width="512" caption="rumgapres/abror rizki Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri berjabatan tangan Presiden SBY saat menghadiri acara pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soekarno di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/11)."][/caption]
Rasa sakit hati sejak 20003yang dirasakan Megawati sebagai IbuPresiden RI rupanya bagaikandian tak kunjung padam. Apakah benar itu sifat seorang wanitapada umumnya atau khususyang dimiliki oleh perempuan Megawatisehingga demikian membaranya rasa dendam politik terhadap SBY , ingat bukan kepada Demokrat! hanya khusus kepada SBY.Muncul ungkapan 'lebih mudah mengecat awan ketimbang mempersatukan SBY-Mega'. Sebenarnya seperti apa jejak hubungan Ketum PD dan PDIP itu di masa lalu, sehingga amatlah sulit keduanyabukan hanya Megawati akan tetapi SBY sebagai seorang laki-laki mantan tentara tetapi berjiwa ........?
Ketika di akhir 2003 Megawati mencium aroma politik , Menko PolkamSBY akan maju mencalonkan diri menjadi Presiden RI pada pemilihan UmumPresiden 2004. Sejak saat itulah bibit perpecahan antara Mega-SBYsudah mulai muncul.Ada saja alasan yang dibuat SBY sengaja membuat isu dan isu. Sifat tidak kasatria SBY mulai jelas kelihatan. Dirinya mengatakan sangat dikucilkan oleh Mega dibanding Menteri-menteri yang lain, yang menjadi alasannya ketika itu adalah SBY tidak dilibatkan dalam pembahasan mengenai Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur tentang Kampanye Pejabat Tinggi Negara.
Alasan Mega sangat rasional , bagaimana mau mengajak SBY sebagai Menkopolkam ikut dalam pembahasan Peraturan Pemerintah sedang kan SBY saat itu tidak ada di Indonesia. Bukankah SBY kala itu sedang berada di RRC atas permintaan sendiri kepada Presiden Megawati .
Dari sejak itulah,bisa disebutkan muncul seorang bawahan Presiden membuka front perlawanan langsung atau secara terbuka menantang konflik dengan Ibu Presiden Megawati. Bahkan SBY dengan sengaja mulai menjauh dari Presiden Megawai, buktinya untuk berkonsultasihasil kunjungan dari Beijing saja disampaikannya lewat surat permohonan kepada Mega. Cara ini dinilai tidakbiasa dilakukan oleh SBY, Keruan saja sebagai Presiden Megawati sangat tidak simpatik menyikapi tidak jantannya sifat SBY.
Akhirnya SBY benar-benar menunjukan seorang menteri dikala itu yang berlatar belakang seorang Militertetapi berjiwa tidak laki-laki. Apalagi berdalih dikucilkan oleh Mega, lantas SBY mengajukan surat pengunduran diri sebagai MenkoPolkam dan sejak saat itu SBY dengan semangat berkobar-kobar menggelorakan Partai Demikrat yang mengusungnya menjadi calon Presiden.
Sejak SBY keluar dari kabinet Mega dan melakukankampanye besar-besaran dengan berpasangan dengan Jusuf Kalla, maka hubungan keduanya SBY-Mega semakin meruncing, dua-duanya saling mengritik dengan sangat tajam yang mengarah kepada pembusukan, baik yang dilakukan oleh SBYterhadap Megawati maupun sebaliknya, bahkan Mega tidak kalah hebatnya bahkan dalam beberpa hal lebih keras dan memojokan SBY, kejadian kejadian perseteruan selalu sangat keras dan berlangsug sampai sekarang.
Biasanya dalam perseteruan atau konflik politik , tidak berlaku istilah perseteruan abadi, atau tidak dikenal istilah kawan abadi, karena yang mengikat dalam kawan atau lawan dalam politik adalah kepentingan. Selama ada kepentingan yang sama maka disitu tidak ada perseteruan atau konflik. Akan tetapi khusus untuk kajian hubungan antara SBY-Megawati semua hukum-hukum alam politik tidak berlaku. Fenomena konflik abadi SBY-Mega diluar kebiasaan. Ada banyak usaha untuk mengikatkan kembali tali silahturahmi SBU-Mega , akan tetapi semua usaha nihil. Megawati masih diam tak bergeming , Cuekin SBY.
Dasar nasib belum berpihak kepada Megawati, selain masih belum mampu menahan rasa amarahnya, perasaan mega menjadi bertambah ngiri dan dengki ketika SBY di tahun 2009 ternyata mampu memenangkan pemilu Presiden yang kedua kalinya mengalahkan pesaing utamanya Megawati dengan angka sangat mencolok.Mega merasa merasa terpukul sangat keras sampai harus bersusah payah membangun kembali kercayaan publik kepada partai berlambang banteng moncong putih PDIP.
Apakah selama itu dari 2004 sampai saat ini belum ada usah-usaha serius dari kedua belah pihak untuk menyatukan kedua tokoh nasional. Tentu saja tidak habis-habisnya dari kedua belah pihak berusaha mendamaikan hubungan antara SBY dengan Mega. Antara lain
PetamaPada 5 Oktober 2004, tepat pada Hari TNI ke-59, ada usaha dari TNI untuk mempertemukan antara SBY dengan Ibu Megawati, akan tetapi nampaknya masih belum jodoh , keduanya gagal bertemu, bagaimana bisa bertemu , tempat duduknya saja sengaja berjarak antara SBY dengan Mega. Entah siapa yang tidak mau untuk berdampingan, SBY nya atau Mega nya sampai sekarang masih serba tertutup.