Lihat ke Halaman Asli

Tong Tek... Tong Tek... (Ramadhan Lalu 2011)

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

” Tong……tong ….tek …sahur ….sahur …..sahur,” bunyi kentongan yang ditabuh ribut para anak – anak RW 01 Roni dan teman – temannya.

Itulah kegiatan yang di lakukan oleh Roni dan teman – temannya saat menjelang saur di bulan ramadhan.Kegiatan tersebut di lakukan sampai akhir bulan ramadhan.

Roni dengan 10 orang temannya saling mengenban tugas masing-masing. Dengan sigap Roni langsung membagi tugas kepada teman – temannya.

”Jono kamu yang memikul drum plastic besar sambil memukulnya bertalu-talu,” kata Roni kepada Jono salah satu temannya yang ikut tongtek.

Selain kepada Jono, Roni juga membagi semua alat yang ada. Ada yang membunyikan kentongan dari bambu, ada yang membawa besi bekas dan ada yang bertugas menyanyi dan berteriak-teriak membangunkan orang untuk bangun sahur.

Meskipun alat yang dipergunakan cukup sederhana namun suara yang ditimbulkan enak di dengar dan khas sekali, sehingga jika mendengar bunyi-bunyian itu ingatan kita pasti melayang ke bulan puasa seperti biasanya.

” Tong……tong….lek……tong……tong….lek……tong……tong….lek……tong…… tong….lek……tong……tong ….lek……tong……tong….lek,” bunyi yang dihasilkan oleh kawanan pembangaun sahur itu.

” …sahur ….sahur …..sahur,” beberapa teman Roni dengan lantang dan keras berteriak – teriak membangunkan sahur di wilayah RW 01.

Anak – anak warga RW 01 yang tidak ikut pun keluar rumah untuk menonton atau sekadar melihat Roni dan kawan – kawan.

” Tong……tong ….lek……tong……tong….lek……tong……tong….lek,” mereka memasuki gang – gang kecil di RW 01.

Mereka yang memulai dari sekitar pukul dua malam dan terus berkeliling sampai terdengarnya suara tarhiman di masjid sekitar pukul tiga malam, meskipun begitu Roni dan teman – temannya sangat senang. Itulah yang bisa dilakukan anak – anak RW 01. Tiap malam dengan setia mereka keluar membangunkan orang sahur seperti biasanya.

Oleh warga kampung mereka di juluki para pembangun sahur.

***

Hari ini hari ke 22 berpuasa, sehabis semalam keliling kampung Roni paginya beraktifitas seperti biasanya. Pergi sekolah bersama teman – temannya. Roni yang duduk di kelas 5 SD tersebut merupakan anak yang sangat ceria dan pandai bergaul. Sesampainya di sekolah dia langsung menyapa temanya.

”Halo… teman – teman,” sapa Roni ketika memasuki suang kelas.

Dengan sigap dan cepat – cepat dia langsung menghampiri teman – temannya yang tadi malam membangunkan sahur.

”Nanti malam bagai mana?” Tanya Jono sambil melihat pada arah Roni.

”Seperti biasanya saja,…. Kita kumpul di masjid terus jam dua kita berangkat… gimana teman – teman?” ujar Yadi dengan semangat dengan keinginan nanti malam semeriah yang tadi malam.

Roni yang tadinya diam pun ikut bicara dengan menengahi antara teman – temannya.

”Karena nanti malam di masjid sekitar jam dua belas ada sholat malam, gimana kalau kita ikut terlebih dahulu sholat malah yang dilakukan di masjid?” Roni melihat kerah teman – temannya.

Percakapan merekan pun terputus setelah Bu Ira memasuki ruang kelas.

”Assalamu’alaikum murid – murid,” sapa bu guru itu kepada muridnya.

”Wa’alaikumsalam,” serentak murid – murid menjawabnya.

Hari ini adalah saatnya pelajaran mengarang dan bu guru sudah menyiapkan tema karangaannya.

”Tema mengarang untuk minggu ini adalah R A M A D H A N,” kata buguru dengan tegas.

”Siap bu guru,” suara anak – anak dengan semangat mengawali pelajaran dengan mengarang.

”Bagi yang sudah selesai bisa langsung maju ke depan….. dan menceritakan pengalamannya saat bulan ramadhan,” tambah bu Ira.

Belum ada sepuluh menit berlangsung Roni langsung maju ke depan untuk membacakan pengalamannya di depan teman – teman sekelasnya.

Roni menceritakan pengalamnya saat dia membangunkan orang di RWnya buat sahur.

”PARA PEMBANGAUN SAHUR,” kata Roni dengan keras membacakan judul karangannya.

Tidak berlama – lama Roni langsung menceritakan pengalamnanya mulai dari dia dan temannya membuat alat – alat sederhana buat alat Tongtek sampai selesai dan menceritakan kesenangannya saat membangunkan sahur.

Setelah selesai Roni bercerita semua temannya bertepuk tangan buatnya. Bu Ira pun tersenyum sambil mengucapkan selamat sama Roni yang telah bercerita dengan baik.

***

Malam harinya Roni dan temannya pun melakukan hal yang sama. Mereka bergembira dengan cara mereka sendiri. Sampai pada hari lebaran tiba.

Cerita ini di tulis atas pengalaman pribadi penulis saat waktu kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline