Mata kuliah folklor mengadakan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) yang membahas mengenai kesenian Reog Bulkiyo. Kesenian ini berasal dari Desa Kemloko Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar. Dalam pembahasannya kami mewawancarai informan yang berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang ia miliki serta berhubungan erat dengan sesepuh pewaris kesenian Reog Bulkiyo ini lantas beliau dijadikan ketua kelompok kesenian Reog Bulkiyo.
Reog Bulkiyo merupakan kesenian yang bersifat eksklusif atau hanya terdapat di Desa Kemloko saja. Kesenian ini menceritakan tentang perlawanan pasukan Pangeran Diponegoro yang lari ke Desa Kemloko. Kesenian ini ditampilkan oleh sembilan penari yang terdiri dari satu pembawa bendera, dua pimpinan perang dan enam pasukan. Selain hal itu iringan musik kesenian ini juga khas yakni menggunakan gamelan yang sederhana. Hanya ada gong,kempul, kenong, terompet serta terbang yang semakin membuat alunan dan tari yang enak ditonton.
Kesenian Reog Bulkiyo ini diwariskan sebanyak lima generasi secara turun temurun kepada para pegiat kesenian kini. Salah satunya kepada Bapak Marjadi, menurutnya kesenian ini tidak bisa ditambah dan dikurangi karena memang memegang erat pesan leluhur yang disampaikan kepadanya.
Semangat Nasionalisme dan pengingat akan perjuangan leluhur menjadi nilai yang dibawa oleh kesenian ini. Tak ayal jika kesenian ini menjadi kebanggan mereka disamping perkembangan zaman yang super cepat. Pelestarian terus menjadi hal yang diutamakan oleh para pegiat kesenian Reog Bulkiyo. Kedatangan kami para mahasiswa membantu branding luas kesenian ini ke berbagai tempat. Menurut pemaparan Marjadi salah satu dampak kedatangan mahasiswa ataupun pihak luar untuk mempelajari kesenian ini adalah ketertarikan generasi muda setempat untuk ikut belajar bersama-sama.
Penampilan kesenian reog bulkiyo ini ditampilkan di berbagai kegiatan, biasanya ditampilkan di acara penyambutan tamu dari luar, event kabupaten, kegiatan suroan, dan undangan khusus dari masyarakat. Kiprah kesenian ini patut diacungi jempol karena pada tahun 2019 berhasil tercatat sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud Ristek.
Telah dimuat di : https://fib.unair.ac.id/fib/2023/06/09/kiprah-dan-keistimewaan-reog-bulkiyo/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H