Lihat ke Halaman Asli

Menggunakan Ponsel Pintar dengan Pintar

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang teman menemani saya mengobrol sampai jam dua pagi, Jum’at, 21 Juni 2013 lalu. Saya mengobrol mulai pukul setengah sepuluh malam. Malam itu sengaja saya mendatangi rumahnya. Ini bukan yang pertama kali. Bahkan saya pernah mengobrol hingga adzan subuh berkumandang.

Teras rumahnya terasa sangat nyaman sekali. Secangkir teh tubruk panas dengan ramuan khasnya yang memiliki citarasa berbeda, menjadi sajian wajib. Obrolan berjalan hangat, sehangat teh yang tersaji. Hingga menjelang pagi, saya baru tersadar, "Mas, kayaknya kalau kita lagi ngobrol, sampeyan gak pernah pegang handphone, ya?"

Dia tidak langsung menjawab. Sambil tersenyum manis, baru dia menjawab, "orang dulu gak ada HP juga gak mati, Mas!" Hening sejenak, saya terpukul dengan jawabannya. "Kalau ada yang dekat, kenapa harus melayani yang jauh, yang jauh, kan, bisa setelah ini. Kalau sedang ngobrol begini, melayani yang lain, itu bikin ’frekwensi’ obrolan rusak. Saya ngobrol, terus ada orang lewat, saya menanggapi yang lewat, itu saja sudah merusak suasana obrolan." Dia melanjutkan jawabannya panjang lebar.

Saya lalu teringat bagaimana keseharian yang saya lakukan dengan teman-teman sebaya. Beberapa kali kita pernah berkumpul, namun masing-masing asyik dengan ponsel pintarnya (smartphone) sendiri-sendiri. Saya lalu juga berpikir, bagaimana rasanya di hati, misalkan saya bertamu ke tempat seseorang, namun orang tersebut justru asyik dengan ponsel pintarnya?

Senja di hari Sabtu, 29 Juni 2013 kemarin, saya mengobrolkan hal ini dengan teman saya yang lain. Katanya, "memang begitu, misalkan dalam teater, itu bisa disebut dengan ’memutus emosi’, merusak emosi berlatih atau bermain teater, apabila bermain ponsel pintarnya, atau melakukan hal lain.

Menggunakan ponsel pintar sepertinya memang harus dengan pintar juga. Kalah pintar dengan ponsel pintar, membuat penggunanya dikendalikan oleh teknologi, bukannya dia yang mengendalikan teknologi. Seperti itu bukan, sih?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline