Diplomasi merupakan alat politik yang penting di era dewasa ini. Tingginya eskalasi konflik akibat dari berbagai perebutan kepentingan dapat diredam melalui diplomasi yang optimal. Sikap preventif melalui soft diplomacy memberikan cerminan positif dalam proses penyebaran perdamaian di dunia. Melalui gerakan soft diplomasi yang memiliki objektivitas untuk menciptakan sirkulasi dunia aman, damai dan berkelanjutan,
Secara etimologi diplomasi berasal dari kata Yunani "diploun" berarti melipat, merujuk surat jalan logam yang digunakan saat itu. Dalam KBBI, diplomasi adalah urusan atau penyelenggaraan hubungan resmi antara satu negara dengan negara lain. Kepentingan diplomasi suatu negara diwakili oleh diplomat dari wakil-wakil negara. Hal yang dibutuhkan dalam diplomasi yaitu pengetahuan dan kecakapan untuk hubungan antar negara.
Diplomasi telah mengalami perkembangan secara cepat. Aktor Diplomasi tidak hanya berfokus pada negara dan power. Saat ini, soft diplomacy menjadi gerakan setiap masyarakat global untuk memberikan perwajahan dunia yang semakin aman dan damai. Soft diplomacy adalah cara yang digunakan negara untuk mencapai kepentingan nasionalnya melalui pendekatan nilai-nilai sosial dan budaya
Keadaan dunia saat ini dihadapkan dengan berbagai tantangan, tidak hanya potensi bahaya bencana alam yang sifatnya alamiah, melainkan juga didukung dengan potensi bahaya yang sifatnya artifisial (tidak alami) diantaranya peperangan yang merupakan sebab dari perebutan kekuasaan (hegemoni), perebutan pengaruh, hingga perebutan Sumber Daya Alam yang jumlahnya di dunia ini sangat terbatas (limited).
Indonesia adalah negara yang begitu peduli dengan nilai-nilai keamanan dan kesejahteraan manusia. Dalam sisi potensi bahaya tersebut baik dari sisi alamiah maupun potensi bahaya artifisial. Indonesia seringkali tampil dalam memberikan simpati dan empatinya kepada Masyarakat Internasional yang terdampak bencana-bencana ini. Tidak berhenti disitu, Bangsa Indonesia acap memberikan kebijakan nyata di tempat terdampak.
Sikap yang diadopsi daripada konstitusi ini atau Undang-Undang 1945 direpresentasikan peran pemerintah melalui respon, kebijakan, dan kemudian didukung oleh gerakan Diplomasi Masyarakat Indonesia baik dari sisi individual actor, maupun gerakan kolektif masyarakat dalam bentuk Humanitarian Non-Government Organization (NGO).
Little Project adalah Organisasi non-Pemerintah (NGO) dengan asas Non-Profit Organization dalam naungan hukum Indonesia, terdaftar dalam Menteri Hukum dan HAM yakni AHU -- 0006960.AH.01.04. Tahun 2020 yang berfokus pada isu-isu kemanusiaan Indonesia dan Dunia. Dalam programnya Little Project memiliki 6 program utama.
Ke-enam program tersebut yakni berbagi food for feed (Kebutuhan pangan), qurbani project (qurban nasional dan internasional), winter project (Bantuan musim dingin), ramadhan project (Iftar bersama, paket ramadhan), education care (madrasah, sekolah), spread the da'wah (Pendidikan menembus pelosok).
Palestina adalah salah satu bagian dari proyek kemanusiaan daripada Little Project diantara program-program kemanusiaan mereka. Little Project menjelaskan visi NGO nya yakni menjadi organisasi sosial profesional terbesar dan terpercaya di Indonesia yang berlandaskan prinsip ketaqwaan kepada Allah dan nilai-nilai keIndonesiaan yang berkontribusi aktif dalam terwujudnya perbaikan kualitas manusia dan pemerataan kesejahteraan dan keadilan di seluruh dunia.
Selaras dengan Diplomasi Masyarakat yang mengupayakan kepentingan negaranya. Little Project melalui Program-Program kerjanya memberikan representasi positif dari sudut pandang kemanusiaan. Secara mendasar, visi yang dibawakan oleh Little Project dengan jelas membawa kepentingan Indonesia dalam menerapkan nilai-nilai kemanusiaan kepada Masyarakat sipil Palestina yang menderita akibat dari konflik permanen Israel-Palestina.
Kegiatan Little Project juga sesuai dengan prinsip Diplomasi Masyarakat karena berasal dari gerakan kesadaran Masyarakat Indonesia dalam upaya menegakkan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini juga didukung melalui definisi dan pelaku Diplomasi warga sebagai akar dari hubungan luar negeri dengan melibatkan kontak orang-ke-orang antara warga negara dari berbagai negara -baik oleh para profesional, sukarelawan, pelajar, atau pelancong.