Lihat ke Halaman Asli

Imam Agung Firdaus

Just a Ordinary People

Berani Hidup

Diperbarui: 3 September 2023   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Manusia dengan angkuhnya, berlari kesana kemari, mencari terbaik meninggalkan yang terbaik, menutup keinginan dengan keinginannya. begitulah manusia..

A. Boori, tidaklah kau memehami itu. mungkin itu jawaban yang bisa ku berikan padamu..

B. Rasanya bisa ku terapkan. apakah ini yang akhirnya engkau temukan dalam hidupmu.

Pa'ci Ilham, mohon maaf rasanya, tetibaku bercerita padamu bukan tanpa hal, namun aku mendapatkan kisahmu dari teman sebayamu yang sebelumnya aku ceritakan kisahku, agar kisahku ini di sampaikan padamu. aku ingin belajar hidup padamu Pa Ci Ilham..

A. Ah kamu ini, rasanya tak pantaslah aku memberikan pengajaran. Jikalau membahas cerita hidup aku sebenarnya tidak mengalaminya langsung, namun aku terinspirasi dari kisahnya.

Namanya Biru, seseorang yang tangguh, walau menurutku dia tidak setangguh sebelum dia mengetahui dan memaknai kehidupan yang sebenarnya bagi dirinya. menurutku kisah hidup manusia itu berbeda, tak bisa kita menyamakan kisahnya dengan kisah kita.

Garis takdir bagi yang mempercayainya memiliki jalannya masing-masing. jika kau percaya takdir kau akan mempercayai bahwa kau akan menemukan takdirmu sendiri. Mencari adalah sesuatu yang akhirnya harus terhenti. Bukan bertemu tapi berhenti pada suatu pemberhentian yang membuatmu berhenti mencari dan lebih memilih menjalani.

A. Biru adalah seoarang laki-laki sepertimu, seorang yang rupawan, tidak seperti mu Boo... (wkwk.. tertawa Ilham)

B. "Kenapa ?, Boo.. (sambil bergumam dan berkaca...)

A. "tidaklah, kau ini jauh lebih rupawan boo.. namun kau masih dalam pencarian, sehingga kau masih berkaca-kaca dan tidak percaya bahwa kau rupawan" Biru kisahnya cukup bagiku membuat aku terinspirasi dan rasanya bisa ku ceritakan pada mu boo.. bagaimana aku lanjutkan tidak boo..?

B. Ya sudahlah, aku yang menghampirimu untuk mendengar kisah darimu. lanjutkan saja.

Suatu ketika ia mencari sesuatu, sesuatu itu membuatnya bingung dan terkadang dia menyerah melepas keinginan walau ia terkadang sudah memegangnya. kisahnya begitu panjang. Namun akan aku berikan sedikit saja. Baiklah kau dengarkan semoga menginspirasimu.

Biru adalah seorang cukup istimewa, memiliki hati yang begitu besar hingga terjatuhpun rasanya tak akan memecahnya. begitulah ia. seorang yang selalu tersenyum dan jarang dan bakhan tak terlihat murungnya. Seorang yang memiliki jiwa sosial yang tak pamrih dalam memberi, tak jarang secara spontan memberikan sesuatu yang saat itu ia miliki.

Ada kisah memang yang membuatnya terlihat buruk, namun rasanya itu bukan kisah yang buruk. karena semua ia tutupi dengan kerasnya. Menghapus cerita dengan aksi yang nyata. memberikan kontribusi utama dalam perbaikan dan menghiraukan kata lalim yang menjatuhkannya.

Seperti itulah dia, terjatuh bangkit dan berdiri, memberi arti. bukan terprosok dan enggan mencari jalan hingga akhirnya mati. mungkin mati konyol bagiku, Boo. Mati yang bukan saharusnya dilakukan seorang yang hidup. Setelah mendengarkan kisahnya rasanya begitu membuatku kembali berdiri dari beberapa ucapan yang dia katakan untuk memotivasi diri.

Pada suatu saat, ia pernah katan padaku tentang bagaimana memaknai hidup. Diantaranya dengan apa yang ia katakan " Kehidupan adalah bagi mereka yang berani Hidup" masih beruntung rasanya aku masih melihatmu hidup, setidaknya kau masih mau bercerita tentang kisahmu Boo..

Rasanya kau adalah orang yang kuat, bukan orang yang lemah. Kau hanya orang yang lupa akan hidup dan cara menjalaninya. Ingatkah kau tentang hidup adalah layaknya sebuah permainan dan senda gurau. Ketika dimasa hidup, setiap permainan ada aturan yang membatasinya dan ketika kita baik menjalankan tentunya kita akan mendapatkan kebaikan dan jika kita kurang tepat tentunya kerugian akan kita temui.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline