Lihat ke Halaman Asli

Imam Aditya

Mahasiswa Universitas Jember

Pemanfaatan Biochar Tempurung Kelapa dengan Teknologi Biotrichon guna Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai di Lahan Pasir

Diperbarui: 18 Juni 2024   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Imam Aditya Agung Mulyono dan Sundahri

Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Korespondensi : Sundahri.faperta@unej.ac.id

     Tanaman kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu tanaman dari komoditas pangan yang mengandung protein nabati cukup tinggi. Menurut Setyawan dan Huda (2022), bahwa di dalam tanaman kedelai terdapat kandungan lemak nabati dan protein yang cukup tinggi. Tanaman kedelai ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan baku utama makanan ataupun minuman mulai dari tempe, tahu, kecap hingga susu sehingga permintaan terhadap tanaman kedelai di pasaran mengalami peningkatan khususnya pada industri-industri yang menggunakan kedelai sebagai bahan baku utama. Namun, seiring berjalannya waktu pertumbuhan penduduk semakin cepat dan menyebabkan produksi tanaman kedelai harus memenuhi permintaan konsumen secara tercukupi. Setiap tahunnya kebutuhan tanaman kedelai diperkirakan hampir sebesar 2,7 ton (Triastono dkk., 2020). Namun, kebutuhan yang banyak tentu terkadang masih kurang terpenuhi sebab terdapat produksi yang mengalami penurunan di tahun-tahun tertentu. Faktanya, produksi kedelai nasional masih rendah dan terjadi penurunan sebanyak 37,33% dari tahun 2013-2017 yang hasilnya sebesar 779.992 ton/ha hanya menjadi 538.728 ton/tahun (Kementan, 2019). Rata produktivitas tanaman kedelai di Indonesia sebesar 3,27 ton/ha (BPS, 2021). Kemudian, lahan yang semakin menyempit seiring berjalannya waktu memaksa petani berbudidaya tanaman kedelai di lahan marginal contohnya lahan pasir meskipun terdapat keterbatasan dari kualitas tanah. Produksi tanaman kedelai yang ditanam pada lahan pasir hanya menghasilkan sedikit/rendah sebesar < 1,7 ton dibandingkan tanaman kedelai yang ditanam pada lahan biasa (Lagiman dkk., 2022).

     Lahan pasir merupakan salah satu lahan marginal yang memiliki produktivitas rendah apabila digunakan untuk budidaya tanaman (Tuhuteru dkk., 2019). Produktivitas rendah pada lahan pasir dikarenakan rendahnya kandungan bahan organik dan bertekstur halus berbutir yang berarti bahwa memiliki tingkat porositas tinggi sehingga daya tahan air di dalam tanah sangat rendah. Adanya hal tersebut menunjukkan kualitas tanah di lahan pasir kurang baik dengan fraksi pasir yang dominan sekitar 95% daripada fraksi lempung ataupun debu pembentuk tanah (Indradewa dkk., 2021). Hal terebut juga menyebabkan nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) di lahan pasir bernilai rendah hingga sedang akibat dari rendahnya kandungan bahan organik. Saat bahan organik di dalam tanah rendah maka populasi mikroorganime tanah akan rendah (Santari dkk., 2021). Maka dari itu, perlu terdapat upaya memperbaiki struktur sekaligus kualitas tanah di lahan pasir agar dapat dimanfaatkan dengan baik melalui penambahan bahan yang bersifat menahan air seperti biochar tempurung kelapa berbahan limbah pertanian/organik. Limbah pertanian tempurung kelapa memiliki peran dalam memperbaiki sifat kimia tanah dengan meningkatkan kandungan C-organik, dan sifat biologi tanah. Guna menambah peran dari biochar tersebut, dapat dilakukan fermentasi pada biochar/arang hasil pembakaran menggunakan teknologi biotrichon.

     Teknologi biotrichon ini melibatkan mikroorganisme dalam melakukan proses fermentasi menggunakan jamur Trichoderma sp. Jamur tersebut mampu menguraikan bahan-bahan dengan cepat dan menghasilkan zat-zat mirkoba yang berakibat tidak muncul bau, serangan serangga, hama (Sanuriza dkk., 2016). Selain itu, adanya penggunaan teknologi fermentasi dengan memanfaatkan mikroorganisme akan memperlambat laju kehilangan nitrogen bagi tanaman ataupun tanah sebab pencucian sehingga kandungan hara tanah terjaga. Aplikasi fermentasi biochar nantinya juga mampu meningkatkan kesuburan tanah khususnya di bawah tanah dekat perakaran tanaman (Kamal dan Sudantha, 2016). Akan tetapi, perlu diketahui peran serta kandungan dari pemanfaatan biochar tempurung kelapa dengan teknologi fermentasi biotrichon untuk dapat dikatakan efektif dalam memperbaiki sifat tanah dan meningkatkan pertumbuhan maupun hasil tanaman kedelai di lahan pasir.

     Tanaman kedelai yang ditanam pada lahan pasir tentu perlu pemberian biochar sebagai bahan pembenah tanah dan penyuplai nutrisi bagi tanaman karena di lahan pasir kandungan bahan organik ataupun hara tanah rendah. Biochar dapat berasal dari limbah pertanian yang bermacam-macam dengan kandungan berbeda seperti blotong tebu, ampas kedelai, tempurung kelapa, dan masih banyak lagi. Secara umum biochar berbahan tempurung kelapa memiliki kandungan C/N rasio cukup tinggi sekitar 120 dengan C-organik total >20% (Herlambang dkk., 2017). Penerapan biochar ini terbilang ramah lingkungan sebab berasal dari bahan organik yang tidak mengganggu ekosistem sekitar dan saat ditambahkan pada tanah dapat lebih efektif dalam menahan unsur hara bagi tanaman. Menurut Ekawati dkk (2022), biochar berperan untuk meningkatkan ketersediaan hara dan KTK tanah, serta aktivitas mikroorganisme dengan menciptakan habitat yang baik bagi tumbuh kembang mikroorganisme. Adanya aktivitas mikroorganisme yang meningkat akan bersamaan dengan meningkatnya daya ikat tanah terhadap hara sehingga efektif diaplikasikan pada lahan berpasir. Pada beberapa hasil penelitian penerapan biochar dapat meningkatan efisiensi dalam penggunaan air untuk tanaman (Elbaishier dkk., 2018). Biochar mampu memberikan efek jangka panjang dibandingkan kompos biasa dengan kandungan karbon cukup tinggi dan apabila dikombinasikan dengan starter mikroba atau pendukung berupa bantuan mikroba seperti jamur maka menambah perannya serta menjadikan proses perbaikan sifat tanah lebih efektif dan efisien.

     Kombinasi antara biochar tempurung kelapa dengan penambahan starter/stimulan mikroba berupa jamur Trichoderma sp. atau teknologi biotrichon ke tanaman hias, buah-buahan, dan pangan cukup optimal untuk memperbaiki sifat tanah meskipun dalam pengaplikasiannya hanya ditabur di permukaan tanah. Stimulan mikroba yang dapat digunakan dalam fermentasi biochar diantaranya jamur Trichoderma harzainum, isolat SAPRO-07, hingga T. koningii. Stimulan mikroba berupa jamur tersebut tidak hanya mampu memperbaiki kualitas tanah melainkan meningkatkan pertumbuhan tanaman saat fase vegetatif. Di tambah lagi, mikroba jamur Trichoderma sp. dapat melindungi tanaman dari serangan OPT dengan cara masuk ke dalam hifa patogennya dan membentuk sebuah penghalang agar patogen sulit masuk ke tanaman. Menurut Asdar (2013), mikroba jamur Trichoderma sp. bersifat mikroparasitik yang berakibat menghambat pertumbuhan dan perkembangan patogen melalui proses kompetisi. Kombinasi dari fermentasi menggunakan teknologi biotrichon dengan biochar tempurung kelapa juga berperan bagus bagi tanah yaitu kandungan C-organik tanah meningkat akibat dari kandungan karbon yang tinggi dan itu otomatis bersamaan dengan meningkatnya kandungan nitrogen sebab bahan organik merupakan sumber utama nitrogen (Kamal dan Sudantha, 2016). Lalu, terjadi peningkatan KTK tanah di lahan pasir dikarenakan meningkatnya bahan organik tanah yang berasal dari kandungan hasil fermentasi menggunakan mikroba jamur Trichoderma sp. sehingga sifat fisik tanah menjadi lebih bagus. Pada penelitian Kamal dan Sudantha (2016) menyebutkan bahwa setelah pemberian biochar terjadi peningkatan KTK dari 11,25 Me% menjadi 17,67 Me% dan itu diikuti oleh peningkatan kandungan N (nitrogen) sebesar 0,44%, P (fosfat) 43,86 ppm, K (kalium) sebesar 2,68 M%. Saat nilai KTK tanah cukup tinggi maka berarti kandungan bahan organik di dalam tanah akan tinggi pula sehingga kesuburan dan produktivitas tanah meningkat (Sarah dkk., 2020).

     Pada penerapan biochar tempurung kelapa dengan fermentasi teknologi biotrichon ke tanaman kedelai di lahan berpasir cukup menunjukkan hasil yang bagus. Pertumbuhan tanaman kedelai seperti tinggi tanaman saat diberikan biochar hasil fermentasi teknologi biotrichon menunjukkan hasil optimal karena aktivitas mikroorganisme di dalam tanah meningkat sekaligus unsur hara tanah dapat tercukupi bagi tanaman (Apzani dkk., 2015). Kemudian, serapan hara berupa N, P, K tanah mengalami peningkatan yang mengakibatkan mulai dari bobot organ generatif hingga saat fase vegetatif tanaman kedelai menjadi meningkat. Menurut penelitian Hartatik dkk (2015), menunjukkan pada parameter bobot kering bintil akar tanaman kedelai di lahan berpasir mengalami peningkatan signifikan sebesar 0,56 g/tanaman dibandingkan tanaman kedelai tanpa perlakuan pemberian biochar sebesar 0,40 g/tanaman. Hal itu karena pemberian biochar sebagai bahan perbaikan tanah mampu meningkatkan serapan hara khususnya P dan K guna menambah bobot tanaman melalui hasil metebolisme berupa sintesis biomassa yang meningkat.

     Budidaya tanaman kedelai di lahan berpasir tentu menghadapi masalah atau kendala berupa kualitas tanah yang kurang baik. Oleh sebab itu, untuk memanfaatkan lahan yang ada dalam berbudidaya tanaman kedelai agar produksinya terus terpenuhi di pasaran maka perlu dilakukan upaya perbaikan melalui penambahan zat ataupun bahan yang tidak hanya sebagai pembenah tanah melainkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai salah satunya dengan penerapan biochar tempurung kelapa yang di fermentasi menggunakan teknologi biotrichon/starter mikroba jamur Trichoderma sp.. Adanya penerapan biochar tersebut dapat meningkatkan daya serap unsur hara N, P, dan K tanah hingga peningkatan nilai KTK di lahan berpasir sehingga mendukung pertumbuhan tanaman kedelai. Selain itu, penambahan starter mikroba dalam fermentasi biochar semakin menambah peran atau fungsinya sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil berupa bobot organ generatif tanaman kedelai bahkan mampu mencegah serangan OPT.

DAFTAR PUSTAKA

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline