Lihat ke Halaman Asli

Psikopatologi dan Kekerasan Seksual Anak

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada saat sekarang ini kita tahu bahwa di masyarakat kita banyak terjadi kekerasan pada anak, entah itu kekersan seksual maupun kekerasan dalam bentuk lain.Namun tetapi pada saat sekarang ini yang menjadi isu yang cukup menarik adalah kekerasan seksual pada anak. Pelecehan seksual pada anak ini mendapat perhatian yang sangat besar dari masyarakat kita pada akhir-akhir ini dan menjadi profil kejahatan yang paling tinggi saat ini.Menurut beberapa rujukan yang ada sejak tahun 1970 an pelecehan seksual dan penganiayaan terhadapa anak telah semakin diakui sebagai salah satu faktor penyebab yang merusak anak-anak.

Pelecehan seksual pada anak ini dapat mengakibatkan kerugian bagi anak itu sendiri, entah itu jangka panjang maupun jangka pendek, termasuk psikopatologi dikemudian hari. Sebagian besar anak yang menjadi korban kemungkinan besar dikemudian hari akan menjadi pelaku dalam pelecehan seksual seperti sodomi misalnya. Seperti kasus yang terjadi saat ini tentang maraknya kejahatan seksual terhadapa anak. Mau tidak mau kasus seperti ini juga akan memberikan dampak secara psikologis, emosional, fisik, maupun sosial. Anak yang dilecehkan secara seksual memungkinkan menderita gejala psikologis yang lebih besar dibanding anak normal dan kelak berdampak pada saat ia dewasa.

Oleh karena itu penting bagi kita untuk menekan angka perilaku kejahatan seksual pada anak. Akan tetapi hal ini tidak semudah yang kita bayangkan tentunya, dikarenakan memulihkan mental dan sikologis anak korban pelecehan memerlukan penanganan yang tepat dan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Prevensi serta intervensi perlu kita lakukan dengan penawaran solusi ataupun program yang tepat dan dapat diterima oleh masyarakat.Prevensi bisa kita lakukan dengan memberikan pengertian pada anak untuk lebih menghargai dirinya, dan tidak mudah tergoda dengan tawaran orang lain, menawari uang ataupun iming-iming yang lainnya. Dengan begitu diharapkan anak bisa lebih menghargai dirinya. Selain itu memberikan penjelasan dan pengertian yang baik serta mampu diterima oleh anak tentang pendidikan seksual, tentunya dengan bahsa yang mudah mereka fahami. Sedangkan intervensi dapat kita lakukan dengan cara terapi. Terapi ini diharapkan mampu menghilang kecemasan serta depresi yang terjadi pada anak, sehingga mereka dapat sembuh dan diharapkan dikemudian hari kan menekan psikopatologi pada saat dewasa. Sehingga akan mengurangi pelecehan seksual pada anak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline