Lihat ke Halaman Asli

Imam Santoso

Pembantu Ketua III STAI Al-Fatah Bogor

Mencari Kebakaran Hutan Papua [Part 1]

Diperbarui: 1 November 2016   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: opicstock.pantip.com

Saya termasuk yang beruntung “diajak melihat” Merauke Papua dari dekat oleh Korindo, sebuah perusahaan swasta nasional yang memiliki lahan perkebunan sawit di Merauke Papua.. Saya menyadari bahwa ajakan ini tentu saja efek “kicauan” LSM Mighty tentang “Burning Paradise”.

Sebetulnya Korindo telah menjelaskan bahwa laporan LSM Asing” Mighty itu tidak benar. Korindo juga menyertakan data yang membantah telah terjadi pembakaran hutan. Tapi penjelasan dinilai tak cukup sehingga kondisi Papua harus dilihat secara langsung.

Dan kini bersama 12 orang wartawan saya berangkat ke Papua untuk melihat keadaan yang sesungguhnya. Ini keberangkatan kali pertama saya ke Papua. Tentu saja saya sangat exciting dan bersemangat. Bayangkan saja. Seharusnya pesawat akan bertolak ke Papua pukul 23.00 Wib, tapi saya telah tiba di Bandara Soekarno Hatta pukul 18.00 Wib atau 5 jam sebelum keberangkatan. Hebat kan? akibatnya saya memiliki cukup waktu untuk menikmati kemegahan terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta. Bandara ini benar-benar megah.

Perjalanan Jakarta-Merauke ditempuh 8 jam. Ini sudah termasuk transit di Jayapura selama 30 menit sebelum melanjutkan ke Merauke dengan pesawat yang sama.  Disaat para penumpang lainnya masih terlelap, saya sudah saya termasuk yang beruntung sempat melihat keindahan Papua di pagi hari dari udara. Terlihat hutan yang sangat lebat. Sepanjang mata memandang hampir semuanya menghijau. Sesekali terlihat danau di tengah lebatnya hutan. Terlihat juga sungai yang meliuk membelah hutan. Sungguh luas tanah Papua ini.

Dari atas pesawat saya sempat berguman, dimana yah bekas kebakaran hutan itu. Bisa terlihat kah dari atas pesawat. Cukup lama pesawat melintasi hutan yang sangat lebat sebelum mendarat  di Bandara Sentani Jayapura pukul 09.00 Wit.

Penasaran tentang kebakaran hutan itu masih membuncah. Setelah transit dari Jayapura menuju Merauke, saya tetap memandang keluar, berharap-harap  menemukan hamparan bekas terbakarnya hutan, namun tak juga menemukan, hingga akhirnya pesawat sudah berada di ketinggian membelah awan.

Jam 9.00 Wit, mendarat di Merauke. Merauke tak seperti yang kubayangkan. Kota paling timur Indonesia ini sangat ramai dan serba lengkap seperti kota-kota lain di Indonesia. Disini ada hotel bintang 3 dan bintang 4, salon, supermaket, restoran, dll.

Agenda pertama di Merauke bertemu Bupati Merauke, sayangnya beliau mendadak sakit sehingga digantikan oleh Bapak Thasoni betaubun, Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan Kabupaten Merauke. Segala hal dijelaskan kepada media diantaranya masalah ekonomi, sumberdaya manusia, budaya termasuk masalah lingkungan dan issu separatisme, keamanan dan lain-lain.

Secara khusus saya menanyakan tentang kebakaran hutan dan tudingan LSM Asing tentang kebakaran hutan di Papua dan secara khusus di lahan Korindo. Diluar expektasi saya dia mengatakan tudingan LSM asing itu mengada-ada dan tanpa fakta. “ Di Merauke hanya percikan api saja tak mengganggu sama sekali. Tidak seperti yang dibicarakan LSM Asing itu”, ujarnya. Dia menambahkan kebakaran hutan terjadi di tahun 2015 lebih kepada faktor alam. Bukan oleh industri sawit yang digembar-gemborkan oleh LSM asing tersebut. Dia juga menyatakan tahun 2016 bahkan tak ada sama sekali.

Tentu saja saya mempercayainya karena dia mempertaruhkan harga dirinya jika berbicara bohong di depan media. KEpercayaan saya juga utuh karena dia juga penduduk asli dan tentu saja memahami segala konteks dan kejadian di papua.

Cukup sejam berbincang dengan Pak Soni, perjalanan dilanjutkan ke Desa Asiki yang berjarak 270 km dari kota Merauke. Asiki adalah  lokasi utama perkebunan Kelapa Sawit Milik Korindo. Hampir 6 jam perjalanan dilalui untuk sampai kesana.  Surprise nya, perjalanan ke sana sudah melalui jalan aspal. hanya sebagian kecil jalan yang rusak. Dengan menaiki kendaraan double gardan, jalan rusak tersebut tentu tak menimbulkan kendala karena mudah saja untuk dilalui.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline