Lihat ke Halaman Asli

Imam Buhori

The Fighter

Musik Patrol Asal Jember

Diperbarui: 12 Januari 2021   11:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Musik Patrol adalah salah satu jenis musik yang terkenal di berbagai tempat di Jawa Timur khususnya di Jember. Musik patrol yang dirancang meciptakan irama dan instrumen yang sangat dinamik untuk mengiringi sebuah lagu-lagu tradisional dari Jawa, Madura, dan Banyuwangi yang terbuat dari bambu dan kayu yang disebut kentongan.

            Pada zaman dahulu, musik patrol pertama digunakan oleh masyarakat desa untuk ronda dalam usaha membangunkan warga apabila terjadi bahaya di desa sekitar. Karena suaranya yang sangat monotone, kemudian pada tahun 1983 musik patrol dikembangkan oleh Bapak Sutaji dengan suara yang indah dan enak didengar. Sehingga bisa digunakan untuk menjadi pengiring suara dari lagu-lagu tradisional. Bapak Sutaji adalah orang asli dari Kota Jember yang mengetahui sejarah atau seluk beluk musik partol itu berasal di Jember dari ayahnya. Ketukan atau pukulan dari alat musik patrol tersebut yang sangat indah dan ditambahi dengan iringan vokalis yang menyanyikan lagu-lagu tradisional Madura, menjadikan keharmonisan musik patrol di Kota/Kabupaten Jember semakin lebih kental dengan nuansa pendalungan.

            Dalam pertunjukannya, musik patrol dimainkan secara Bersama-sama atau berkelompok dengan kentongan yang ukurannya berbeda-beda. Alat musik patrol dengan ukuran yang kecil namun terdengar nyaring biasanya terbuat dari bambu. Sedangkan alat yang memiliki ukuran yang besar biasanya terbuat dari kayu dengan memiliki suara yang besar. Sejak itulah musik patrol memiliki beberapa instrument pengiring, yakni mulai dari kenong, remo, dhung-dhung, gong, angklung, ting-tung, bas besar, kelter, selingan, tamborin, dan seruling.

Dilihat dari sudut pertunjukannya, grup musik patrol tidak lupa dengan sebuah kostum atau dandanan yang mereka pakai. Untuk seorang penabuh biasanya berdandan dengan sesuai dengan siri khas dari setiap grup. Sedangkan untuk pakaian yang digunakan adalah kostum lurik yang berwarna Merah Putih agak mirip dengan pakaian adat dari Madura. Selain itu, alat musiknya pun diwarnai sedemikian rupa dengan warna ciri khas dari sebuah grup guna tampil di atas panggung.

Sebut saja grup musik patrol Barbie, adalah sebuah grup tradisional yang berasal dari Desa Gedongan Waru Sidoarjo. Grup ini terdiri dari 12 orang yang termasuk dari kalangan anak-anak sekolah hingga kalangan mahasiswa yang ingin menambah kreatifitas dalam mengaransemenkan sebuah lagu-lagu tradisional yang ingin dipertunjukkan. Grup music patrol ini tidah hanya di tampilkan pada bulan Ramadhan saja, akan tetapi ditampilkan di acara kegiatan sunatan, arak-arak nikahan, dan juga sebagai tontonan menarik untuk mengarak Kepala Desa dalam memenangkan pemilihannya. Grup musik patrol Barbie ini memiliki seragam dengan ciri khasnya, yakni memakai seragam yang selalu unik dan begitu glamour karena sesuai dengan nama grup musiknya yang menunjukkan musik pada zaman sebelum era modern seperti sekarang ini.

Seiring dengan perkembangan zaman dan waktu, musik patrol digunakan oleh masyarakat Kota/Kabupaten Jember sebagai acara karnaval keliling yang dikolaborasikan dengan tarian khas Jember seperti Tari Lahbako dan Can-Macanan Kadduk dan tetap dilestarikan sampai sekarang. Dengan berbagai macam kreasi irama atau nada-nada dan tariannya, musik patrol ini semakin lebih enak dan terlihat unik dan menarik saat didengar dan dilihat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline