Pertandingan Dewa Kipas Vs GWM Irene telah berakhir dengan kemenangan Telak 3 - 0, pertandingan babak ke empat tidak dilanjutkan karena Dewa Kipas telah menerima kekalahan. Pertandingan tersebut disiarkan langsung dari Channel Deddy Corbuzier, tembus 1,25 Juta Viewers, angka yang tidak main main. Baru sekarang ini pertandingan catur mendapatkan perhatian publik sebesar ini, bukan hanya publik Indonesia tetapi juga penggemar catur di seluruh Dunia. Pertandingan ini menjadi populer karena dilatarbelakangi dengan Kontroversi dan drama yang mengaduk aduk emosi Publik. Sudah bukan menjadi rahasia, kalau cerita orang terdzalimi merupakan cerita melankolis yang laku di negara ini. Posisi pak Dadang yang diposisikan sebagai pihak lemah mendapatkan banyak simpati, hal ini dibuktikan dengan dukungan untuk kemenangan Dewa kipas pada saat survey Deddy corbuzier sebelum pertandingan, Dewa Kipas lebih mendapatkan dukungan untuk Menang. Hal ini menunjukkan ekspektasi publik yang tinggi agar Dewa Kipas mampu menunjukkan permainan level dewa seperti namanya. Beban berat juga ditanggung Irene sebelum pertandingan, Image para atlet catur profesional Indonesia dan Dunia ada di pundaknya, walaupun sangat percaya diri dengan level kemampuannya namun blunder bisa saja terjadi.
Pertandingan pun berjalan, dan justru Dewa Kipas rupanya yang tidak mampu menunjukkan konsistensi permainan yang luar biasa bahkan akurasi permainannya menurut Levy Rozman dikisaran 40% jauh dari performa pada saaat catur online di chess.com. Langkah blunder di setiap kekalahannya menunjukkan beban berat yang ditanggungnya. Argumentasi bahwa tidak biasa catur cepat 10 menit justru ironis karena prestasinya di Chess.com adalah di catur cepat 10 menit. Penampilan yang jauh dari ekspektasi ini kemudia menimbulkan pertanyaan, dimana sebenarnya kemampuan Dewa Kipas, GM Susanto Megaranto memperkirakan ratingnya dikisaran 2100 an, mendekati Master Nasional, level yang cukup baik tetapi tidak dalam level kelas atas pecatur elit nasional. Kalau historisnya katanya pernah juara di level kota masuk akal tetapi belum masuk ke level elit nasional. Performa Dewa Kipas ini kemudian menyisakan pertanyaan, bagaimana konsistensi 90 sampai 99 % itu bisa dicapai di catur online?. Kenapa kontras sekali dengan 3 blunder di 3 kekalahannya?. Sedemikan jauhkah level Irene dan Levy Rozman?. Dari sini Publik sudah bisa menilai, paling tidak sampai dimana level skill Dewa Kipas dalam bermain Catur.
Setelah ini mudah mudahan kontroversi dan bully membully bisa selesai sampai disini, waktunya melangkah kedepan. Saya tidak menyangka Catur bisa se menghibur seperti ini. Ini adalah hikmah yang bisa diambil, bahwa dengan dikemas dengan baik pertandingan catur profesiional layak untuk menjadi tontonan di media. Menarik sekali bagaimana pertandingan catur antara Dewa Kipas dan Irene digelar, ada komentator berkelas seperti Susanto Megaranto dan Chelsie Monica yang good looking memberikan ulasan menarik jalannya pertandingan, ada wasit yang mengawasi sehingga penonton bisa mengikuti jalannya pertandingan sekaligus mendapatkan edukasi tentang permainan Catur. Kedepannya, Televisi Indonesia bisa membeli program tanding catur ini, bisa dikemas dalam Reality Show sport atau pertandingan profesional karena bagaimanapun Dedy Corbuzier berperan besar dalam program ini. Dedy yang menginisiasi, mencari sponsor dan mempersiapkan sampai mengeksekusi sampai acara pertandingan berlangsung Lancar. Atau jika PB Percasi cermat, program di acara Deddy Corbuzier bisa dilanjutkan dengan kerjasama dengan PB Percasi dengan pengemasan acara yang menarik akan laku dijual ke sponsor. Siapa tahu nanti kita akan ketemu Pemain Catur Sakti yang benar benar level dewa beneran dan bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia. Semoga Catur Indonesia semakin maju, dan segera ada juara Dunia dari Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H