Lihat ke Halaman Asli

Kaburnya El Baradei; Tinjauan Kebusukan Kaum Sepilis Saat Menggenggam Demokrasi

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Egyptian Nobel laureate Mohamed El Baradei, who resigned as vice-president in protest over a bloody crackdown on supporters of ousted leader Mohamed Morsi, arrived in Vienna on Sunday.

The respected former chief of the Vienna-based International Atomic Energy Agency (IAEA), was spotted at the airport in the Austrian capital, but gave no comment to journalists.

ElBaradei was named vice president after the army ousted Morsi on July 3 following a wave of popular protests.

But the 2005 Nobel Peace Prize winner resigned on August 14 after scores were killed in a crackdown by the military-installed interim regime's security forces on loyalists of the ousted Islamist president. ( sumber Foxnews.com)

******

Sejumlah pria bersenjata peluncur granat telah meledakan satu unit bus berisikan para polisi di Rafah, Mesir. Ditengarai kasus ini dilakukan oleh mujahidin yang mulai melakukan pembalasan atas jatuhnya ratusan korban jiwa pasca dikudetanya Muhammad Mursi dari tampuk kepemimpinan di negara piramida itu.

Eskalasi kekerasan sepertinya kian mencapai kulminasi saat topeng-topeng keduniawian mulai menampakkan taringnya. Klaim sebagai negara Islam dan sumber dari segala kebenaran (baca: Kerajaan Arab Saudi) pun pada akhirnya melihatkan taring berdarah dan bau anyirnya dunia. Sejumlah korban jiwa sebagai bagian dari puncak perjuangan para ikhwan dianggap sebagai prilaku teroris oleh King Abdullah. Kematian warga sipil yang sedemikian banyak di pandang berbeda saat Dzhokhar Tsarnaev meledakkan bom di Boston. Raja ini menyebutkan kematian 3 warga tersebut sebagai korban dari terorisme. Wahai Raja, bangunlah! Anda tengah menggigau rupanya.

Meskipun segaris, sejumlah ulama pemerintahan KSA sepertinya setali tiga uang saat memahami peristiwa berdarah-darah di sejumlah masjid di Mesir walaupun kemudian beberapa ulama lainnya menyatakan betapa haramnya darahnya mengalir pada tragedi itu.

Tidak bisa lagi dipungkiri, KSA telah menunjukkan wajah 'baratnya' saat ini. Hasil pernikahan antara monarki absolut dan gelimang harta melimpah dengan prilaku dajjal 'ala Amerika Serikat selama bertahun-tahun telah melahirkan perangai memalukan dan jauh dari adab-adab semestinya.

****

Pun sejatinya, pada beberapa kasus-kasus kekerasan atas nama demokrasi keterlibatan kaum SEPILIS tidak bisa disangkal. El Baradei adalah wujud keterwakilan kaum sekular, liberal dan plural dalam konteks terjadinya kudeta atas pemerintahan Mursi yang didapatkan melalui media popular (baca: demokratis). Betapa Mursi berhasil meraih suara secara signifikan dalam pemilu yang bersih dan fair.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline