Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Harus Konsisten, Indonesia Darurat Narkoba!

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tayangan di layar televisi malahan terkesan menggiring para pemirsa memberikan salut dan simpati mendalam ke para terhukum mati yang telah menjalani eksekusi di depan regu tembak. Tayangan yang mellow dan berusaha juga menampilkan sisi dramatis dari keluarga yang menangis dan meratapi keputusan dari Jokowi pasca penolakan grasi yang diajukan para terhukum.

Dari beberapa reportase di Nusakambangan malahan terbaca betapa pemerintah hanya menyasar para kurir yang kemudian menimbulkan kesan menjadi tidak patut dihukum mati karena mereka bukan bandar narkoba.

Dengan besaran peredaran uang panas hasil transaksi narkoba se-Asia Tenggara, maka besaran yang terjadi di Indonesia adalah 43% sehingga Indonesia bak menjadi pasar one stop shopping. Sekali memasuki pasar Indonesia maka semua tipe-tipe narkoba yang diinginkan dapat ditemui, baik produk terbaru dan memiliki harga yang menggiurkan.

BNN menyebutkan rata-rata angka kematian akibat penyalahgunaan 40 jiwa perhari atau sebanyak kurang lebih 15 ribu jiwa mati secara mengenaskan per tahun akibat dihantam oleh racun-racun yang merenggut kehidupan para pemakaianya. Belum lagi prilaku jorok dari pemakai yang menggunakan jarum suntik yang bergantian mengakibatkan peluang tertularnya virus HIV menjadikan para pemakai narkoba bak pusaran air hitam kelam dan mematikan.

Pasca eksekusi sejumlah terhukum mati di Nusakambangan dan Boyolali, beberapa negara yang warganya menjadi terhukum seperti Belanda dan Brazil menarik pulang dubesnya dari Indonesia. Sikap politis ini menjadikan Jokowi sebagai episentrum dari pelaksanaan hukuman mati kepada calon-calon tereksekusi mati yang pengajuan Peninjauan Kembali (PK) sudah ditolak oleh MA dan grasi yang diharapkan dari presiden yang memimpin operasional pemerintahan tidak pula didapatkan. Apakah Jokowi akan keukeuh terhadap tekanan tetangga dari Selatan?

Bali Nine adalah sebutan yang diberikan media massa kepada sembilan orang Australia yang ditangkap pada 17 April2005 di Bali,Indonesia dalam usaha menyelundupkan heroin seberat 8,2 kg dari Indonesia ke Australia. Dari sembilan yang ditangkap dan telah menerima vonis dari hakim dua diantaranya mendapatkan vonis mati.

Andrew Chan yang dituding sebagai godfather dari kelompok ini dan Myuran Sukumaran adalah WN Australia yang grasinya telah ditolak oleh presiden. Penolakan tersebut akan menjadi dua pria ini akan segera mengakhiri hidupnya di Indonesia untuk dieksekusi jilid kedua.

Selasa (20/1) pagi ini, Abbott kembali menegaskan dirinya masih akan berjuang menyelamatkan nyawa dua warganya di Indonesia. "Sudah menjadi kewajiban saya, untuk mencoba dan menghentikan eksekusi mati itu," ujar Abbott kepada Radio Network, dan dilansir ABC, Selasa (20/1).

Pertanyaan publik, apakah Jokowi tetap bergeming atau malahan kemudian mengikuti riuhnya penolakan warga Australia terhadap eksekuti mati kepada dua gembong narkoba asal negara Kangguru tersebut. Hubungan RI-Asutralia yang panas dingin dan senantiasa naik turun itu mengakibatkan Jokowi harus betul-betul bisa menunjukkan level kepemimpinannya. Sifat Australia yang selalu merasa menjadi kelas satu di kawasan ini mengakibatkan prilaku politik dari tetangga dekat ini senantiasa menimbulkan gelombang yang kurang lebih sama dari rakyat Indonesia. Reaksi Abbot yang tidak mau meminta maaf setelah Snowden mengumbar informasi adanya upaya penyadapan dari Australia di masa kepemimpinan SBY menyebabkan rakyat Indonesia merasa memiliki kartu As yang kurang lebih akan menjadikan situasi menjadi seimbang saat ini.

Namun, apapun kedudukan dari percaturan politik Indonesia dan Australia kebijakan untuk mengembalikan Indonesia ke level hijau dan bukan lagi negara dengan keadaaan Darurat Narkoba melalui pelaksanaan hukuman mati layak untuk tetap senantiasa digaungkan.

Salam Anti Galau!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline