Lihat ke Halaman Asli

Serat Metamorimajinasi (Pupuh 3)

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(poster kajumawan dari rak buku di bawah rindang pohon anggur)

di sela membersihkan tatanan tembok berkaca...kudapati lagi buku kecil hitam...
merapatkan mata menyisiri tiap point di tiap halamannya...
dan itu adalah daftar kesombonganku yang kurang lebihnya disusun dengan manisnya...

sejaraknya ramadhan lalu serta kini, menyemburatkan mitos dalam katalog kesunyian...
atas nama segala langkah menuju langit ketujuh...
kudapati kesombongan yang hening ini pelan yang pasti mulai terpugar dengan sendirinya...
tekanlah aku lebih dalam...himpitlah aku lebih hikmat...

ini bukan bangunan penyesalan...
karna sesal hanyalah rajah bagi orang-orang yang tak pernah kuat menopang mimpinya...
tapi bukankah permintaan maaf tidak hanya untuk dosa yang disengaja kan?...
adalah pagi dini hari yang kukenang sebagai hikmatnya lawatan sukaduka dari negri khayal...
dan harap camkan sedalamnya, malam-malam itu bukanlah sebagai sandeq harbour...

terbanglah bersama selendangmu...
kamu bukanlah bidadari yang dicampingkan jakatarub dikolong pelangi...
kamu adalah mahkota bagi raja yang memuliakanmu...
jangan tinggal disini...
tempat ini jelmaan apel yang dicicip sang putri salju...
terimakasih untuk telah dengan rendah hati menyarungkan keangkuhan ini ke dalam warangkanya...
kurru sumange'
.
.
.
Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community
http://www.facebook.com/groups/175201439229892/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline