Lihat ke Halaman Asli

Urat Kami Urat Ranjau

Diperbarui: 24 Juni 2015   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

...may day...
...tidak sekedar menyumbang tenaga...
...namun juga pikiran berserat sejarah...
...aspal yang mengantar kami dari mentari...
...asap yang mengantar kami pada magrib...
...kopi dan ubi rebus sementara menenangkan cacing...
...meski itu meniup urat kami menjadi ranjau...
...keringat kami mewujud gelak canda dimeja restauran...
...meski itu meniup urat kami menjadi ranjau...
...perih kami adalah kerangka estetika panggungmu...
...pedih kami adalah kerangka air conditionermu...
...letih kami adalah madu meja sarapanmu...
...raut wajah kami adalah tajuk rencana invetasimu...
...kusam kami adalah saham ruang percintaanmu...
...meski itu meniup urat kami menjadi ranjau...
...may day...
...may day...
...may day...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline