Lihat ke Halaman Asli

Terpaksa Curhat Karna Tak Bisa Tidur (Ini Cerita Sedih)

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

...tidak bisa tidur. mimpi tak mau mendekap.
hanya meraba sebentar lalu...wuuusssshhh...pergi selesat kedipan mata.
radio yang semula kunyalakan supaya bantu ku lelap atas audio sendunya, eehhh...malah melempari membran telingaku
dengan jutaan teror syair lagu yang menggertak ala drakula indonesia tahun 80an.
meski telingaku kukunci serapat lem silikon, tetap saja menyerempet masuk seperti robot-robot besi bertangan meriam.
lampu tidur yang belum juga selesai, kunyalakan biar semakin temaram kasurku.tetapi malah membuat kepalaku menyulam ingatan seperti kain batik...

...aaaahhhhh...ku keluar saja dari ruang itu biar tak dipelonco insomnia yang sedang egois...
dan..didepan pintu kamar...waoooww...koridor kost ku tiba-tiba berubah garang mengepungku serapat mungkin. lalu berubah menjadi dinding kaca transparan sebening air gunung yang bersegel.alhasil, rasanya seperti ikan cupang yang gundah gulana dan dengan mata nanar hanya bisa memandangi kamar-kamar bersuara dengkur syahdu...

...hhhrrrrrrrrrrr.....ingin rasanya kulempari kamar-kamar itu dengan air cucian (tadi celanaku yang baru saja kupakai, kena cipratan eek kucing yang agak encer kuning kehijauan, tapi sudah kurendam dengan air sekitar 15 liter ditambah deterjen harum 3 ons). tapi aku langsung ingat kalau aku tergolong penghuni yang masih belia di kost cambirit....fiuuuufffhhhh...pergi sajalah ngopi diangsa...siapa tau terobati dongkol ini...kupecahkanlah kaca akuarium imajiner tadi dengan jurus mengambil kunci motor...

...kugiring motor pelan-pelan keluar kost, biar tak membangunkan kucing belang kuning yang sedang tidur seperti preman terminal dikursi parkiran. mesin kunyalakan perlahan setelah beberapa meter dari halaman depan...haaahhhhhhhh.....melaju menyusup subuh dingin menuju angsa demi suasana yang kemungkinan membawakan gerahnya mimpi...

...halaah..halaaaaahhhh...diangsa pun sepi merinding...hanya ada 2 sosok tak kukenal yang sedang menggoda monitor komputer
...yaelaaahhhh...ada apa sih dengan kamis subuh ini...
pesbukan ajalah sambil ngopi...mungkin ada dongeng yang mengantukkan disana...dongeng yang keras kepala.

...terang garis dibatas merajuk
...meskipun itu tak hilangkan pucuk harap
...diam bersahaja cahayai tapak pertapak
...supaya dekap tak lepas sia
...maka tengoklah itu pengalaman lalu

...mimpiku tetap jaya meski hempasan mendebur begitu kerasnya
...tak usah mencerita gersang dalam semangat
...tak terpeduli
...sebab mimpiku tetap jaya

dan begitulah curhatku kali ini yang kucurahkan dengan penuh cucuran keringat, gemetar dingin serta perjuangan memaki sepi yang agak egois (dikit).

(dari catatan yang kutemukan ber tarikh 29 Juli 2010 jam 5:24...dan emang agak bernuansa sinetron )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline