Lihat ke Halaman Asli

Ima Nursani

Advanced Master Safety management in Aviation

Bahaya Layang-Layang untuk Penerbangan vs Tradisi yang Harus Dilestarikan

Diperbarui: 30 Oktober 2024   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Source : Depositphotos)

Mencegah Tragedi di Udara: Bahaya Layang-Layang bagi Keselamatan Penerbangan Helikopter di Bali

Kasus jatuhnya helikopter PK-WSP di Bali pada 19 Juli 2024 mengingatkan kita akan bahaya nyata yang bisa ditimbulkan oleh layang-layang jika diterbangkan di area penerbangan. Insiden ini terjadi setelah benang layang-layang terlilit pada rotor helikopter, menyebabkan hilangnya kendali dan mengakibatkan kecelakaan tragis. Di tengah antusiasme terhadap tradisi bermain layang-layang di Bali, insiden ini menjadi pengingat penting tentang keselamatan penerbangan yang harus diperhatikan bersama.

Tradisi Layang-Layang dan Risiko di Daerah Penerbangan

Bali dikenal dengan budaya layang-layangnya yang kuat, terutama pada musim angin, di mana festival layang-layang menjadi bagian dari kekayaan budaya. Permainan ini memiliki nilai artistik dan simbolis, selain menjadi kegiatan yang digemari oleh warga lokal. Sayangnya, ketika layang-layang ini dimainkan di area dekat rute penerbangan atau landasan helikopter, permainan yang penuh kegembiraan ini bisa berubah menjadi ancaman serius bagi keselamatan udara.

Helikopter, yang sering beroperasi di ketinggian rendah untuk berbagai keperluan, termasuk pelayanan darurat dan transportasi wisata, rentan terhadap bahaya layang-layang dan benangnya. Ketika helikopter melintasi area yang terdapat layang-layang, risiko tali atau benang melilit rotor sangat tinggi. Seperti yang terjadi pada PK-WSP, benang yang melilit dapat menyebabkan kerusakan serius pada rotor, mengganggu keseimbangan, dan pada akhirnya menyebabkan hilangnya kendali.

Upaya Sinergis antara Keselamatan dan Pelestarian Budaya

Agar budaya layang-layang tetap aman bagi semua, khususnya di area penerbangan yang sibuk seperti Bali, diperlukan pendekatan sinergis antara pelestarian tradisi dan peningkatan keselamatan:

  1. Sosialisasi Keselamatan Bermain Layang-Layang
    Penting bagi masyarakat untuk memahami area terlarang dan batas aman dalam menerbangkan layang-layang. Sosialisasi bisa melibatkan komunitas lokal dan sekolah untuk meningkatkan kesadaran sejak dini, khususnya di wilayah yang dekat dengan rute penerbangan helikopter.

  2. Penetapan dan Penyediaan Zona Aman Bermain Layang-Layang
    Upaya pelestarian budaya perlu didukung dengan penyediaan zona aman khusus bagi permainan layang-layang. Dengan menetapkan wilayah yang jauh dari rute penerbangan, masyarakat dapat tetap menikmati permainan tradisional ini tanpa mengganggu keselamatan penerbangan. Festival layang-layang pun dapat dipusatkan di zona aman ini, sehingga tradisi tetap hidup dan aman.

  3. Peningkatan Pengawasan dan Penegakan Aturan
    Pihak berwenang, baik dari otoritas penerbangan maupun pemerintah daerah, dapat memperkuat pengawasan di area rawan dan menegakkan aturan dengan pendekatan persuasif dan edukatif. Dengan demikian, masyarakat memahami pentingnya aturan ini, bukan sekadar menganggapnya sebagai larangan.

  4. Kolaborasi Pemerintah Daerah dan Komunitas untuk Pelestarian Layang-Layang yang Aman
    Sinergi antara pemerintah daerah, komunitas, dan otoritas penerbangan sangat penting untuk menciptakan acara budaya yang aman dan ramah penerbangan. Kegiatan seperti festival layang-layang dapat tetap berlangsung jika dilaksanakan di lokasi yang telah ditentukan, sehingga warisan budaya tetap terjaga tanpa mengabaikan keselamatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline