Lihat ke Halaman Asli

Selaput Perawan. Penting Ga Sih? #1

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekarang ini, keperawanan masih penting gak sih? Kalo kata gua sih, relatif ya.  Ada yang bilang penting, ada juga yang bilang ga penting. Gua sendiri waktu married udah ga perawan. Suami gua tau hal itu sebelum kita married, dan dia fine fine aja, menerima gua apa adanya. Ohya, gua emang gak pernah cerita ke orang lain sih soal gua udah ga perawan sebelom married.

Gua pertama kali have sex waktu kuliah. Kuliah merupakan saat terbebas gua. Karena papa sangat memberi kepercayaan pada putri semata wayangnya nya. Pacar2gua boleh masuk ke kamar. Tentunya dengan alesan yang make sensedong, yaitu : mau bantuin ngerjain tugas. Tugas2 gua semua harus dikerjakan di kamar, karena meja tracing dan berbagai peralatan terletak disana.

Dan sepertinya papa percaya 100% pada putrinya ini. Melihat gua yang sehari2nya tampak alim, penurut, lugu, dan polos. Ditambah nilai IPK yang rata rata A sudah membuat beliau percaya. Hahahaha papa salah, dibalikkepolosan itu, gua bisa dibilang sedikit liar dan nakal.

Setelah beberapa bulan jalan, pacar pun mulai berani. Sambil  bantuin mengecat tugas nirmana gua, dia mendekati wajah gua dan kita kissing. Kissing dengan mulut pertama adalah dengannya. Bibir berpagut dan lidah mengait. Dan saya mulai merasa basah dibawah sana. Sejak itu, kita ketagihan kiss, kalau dia ngapel, pasti kita kiss. Ketika kissing dirasa sudah tereksplor dengan maksimal, maka kami lanjut petting, oral dan terakhir have sex. Semua terjadi di kamar saya. Ketika papa lagi keluar rumah, saat itulah kita bisa have sex di dapur atau meja makan.

Perasaan gua setelah kehilangan keperawanan bisa dibilang malah biasa aja. Gua merasa gak kehilangan apa apa. Gak nangisdan gak merasa ternoda. Wajar aja sih jaman sekarang hal itu terjadi. Cowo cowo juga sepertinya mulai menerima kalau pasangannya tidak perawan. Kalo gua baca di novel, cewe cewe yang menyesali apa yang mereka perbuat pada stress dan nangis sesenggukan gitu, takut ntar ketauan suaminya waktu married. Hadehh capedeh. Nangis nangis bombay? Duuuh lebay banget deh loe. Tau gak? Gua lebih kehilangan ketika anjing gua mati daripada kehilangan selaput dara gua. Gua nangis seminggu gara gara si poki mati dan kekampus dengan mata bengkak plus tissue di tangan.

Tentunya aktifitas tambahan gua harus diimbangi dengan nilai. Gua selalu menjaga nilai nilai pelajaran saya agar selalu A, sehingga papa percaya bahwa ketika di kamar, gua mengerjakan tugas sebaik baiknya. Have sex hampir berlangsung setiapdia membantu tugas tugas kuliahku. Seminggu bisa tiga kali. Belakangan ada temen gua yang mau married nanya, “sakit gak sih waktu dimasukin pertama kali?” Ya sakitlah dengan sedikit darah. Tapi lama lama jadi gak sakit dan malah ketagihan.

Pernah juga sih papa tiba tiba masuk kamar. Untungnya pas kita pas lagi kissing dan baju saya agak terbuka. Dia tampak pura pura gak tau dan keluar lagi. Hahahaa. Gua gak dimarain sama sekali. Padahal udah deg degan bakal dimarain atau diingetin supaya lebih hati hati kalau pacaran. Papa sih tampaknya udah sreg banget sama pacar  gua yang ini, secara sebidang juga hobinya. Ya papa, putrimu sudah besar sekarang

Gimana sih pendapat loe?Apakah selaput perawan masih penting untuk dipertahankan?

… bersambung




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline