Lihat ke Halaman Asli

Ciuman Pertama

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa sih yang dirasakan orang pada umumnya kalau ketemu sama tokoh atau karakter yang dia suka? Bengong, grogi, dan agak takut, bener gak? Kalo gua sih gitu.

Bengong? Ya karena gak nyangka bisa ketemu empat mata.

Grogi? Ya jelaslah, kan baru pertama ketemu, pasti jaga image.

Hal itu yang gua rasain waktu ketemu pertama kali sama seseorang yang gua idolakan. Dia nanya apa, gua jawab apa. Contohnya : “Eh, hobby kamu apa sih selain fotografi?”. Kata gua: “foto”.  “Lho, ditanya selain fotografi, kok jawabnya foto?”, timpalnya. Dan gua pun bengong. “Eh, apa ya.. gua juga gabisa jawab,” Aneh kan.

“Kalo ketemu pertama nanti boleh sun pipi gak?” katanya di bbm. Jawab gua : “ya bolehlah kalo sun pipi aja”.  Emang sih, waktu ketemu pertama di kantornya, kita salaman dan cupikacupiki. Soalnya gua udah janji. Okey, dan janji harus ditepatin. Selanjutnya ngobrol basa basi sedikit dan lunch.

Oh, dan gua baru tau dia bisa sulap pakai lighter. Gambar yang ada di lighter bisa ilang. Point-nya sih bukan sulapnya, tapi dia pindah ke sebelah gua. Dan tak lama kemudian mulutnya sudah melumat bibir gua. Dan bibir gua menikmatinya. Lidahnya sangat lembut tapi mantep, tidak meminta lebih tapi bikin ketagihan, enggak seperti mantan mantan gua yang biasanya penuh nafsu. Ciuman ini sedikit meruntuhkan aura ketegasannya.

Kalo kata temen gua, ada dua dunia di kehidupan ini.

Dunia pertama adalah dunia nyata..

Di mana segala hal terjadi tidak selalu sesuai yang kita mau.

Di mana segala cerita datang silih berganti, entah itu bahagia maupun sedih.

Cerita yang harus selalu kita terima walaupun kadang jika cerita sedih itu sungguh melelahkan.

Dan dunia satunya adalah dunia imajiner..

Dalam dunia ini, segala hal terjadi sesuai dengan yang kita mau.

Seringkali yang ada adalah cerita bahagia, yang berakhir dengan senyuman, dan

kalaupun ada air mata, hanya ada air mata bahagia.

Setelah sekian lama berada didunia nyata, gua baru merasakan dunia imajiner hari itu.

Dunia ini membuat perasaan gua bermain, dan "bikin hidup lebih hidup", kalo kata Star Mild.

Thank you buat kamu yang udah bikin beberapa jam hidup gua jadi lebih berwarna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline