Lihat ke Halaman Asli

Imaduddinar_

Pendidikan Biologi/Fakultas Tarbiyah dan Keguruan/UIN Sunan Kalijaga

Masih Kurangnya Perhatian Pemerintah terhadap Pondok Pesantren

Diperbarui: 26 Oktober 2022   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: jejakpendidikan.com

Dunia pendidikan di Indonesia sampai detik ini ternyata sedang tidak baik-baik saja, sebab masih kurangnya perhatian pemerintah terhadap tempat pendidikan itu berlangsung, terutama Pondok Pesantren. 

Kurangnya perhatian pemerintah terhadap Pondok Pesantren ini ditandai dengan kecilnya realisasi alokasi dana terhadap infrastruktur terhadap Pondok Pesantren yang ada di Indonesia terutama di Pedalaman. 

Bagaimana tidak, pada saat Covid-19 kemarin ternyata banyak sekali Pondok Pesantren di Indonesia terutama di Pedalaman yang tutup atau berhenti beroperasi sebab kurangnya biaya operasional dan infrastruktur yang tidak mumpuni . 

Bisa dibayangkan jika Pondok Pesantren tutup atau berhenti beroperasional, dampak pertama para generasi muda di Pedalaman akan kehilangan asupan pendidikan agama Islam, Kedua hilangnya karakter para generasi muda.

Ketiga tidak adanya penerus para ulama yang ada di Indonesia yang sampai saat ini para ulama tersebut sangatlah bermakna untuk para generasi muda.Berdasarkan dampak yang ditimbulkan, Pondok Pesantren ternyata juga begitu penting sama halnya dengan tempat pendidikan formal lainnya seperti SD/MI, SMP/MTs, serta SMA/MA. 

Dengan demikian, hal pokok yang menjadi sorotan utama dalam artikel Saya ini adalah tidak meratanya alokasi dana terhadap tempat pendidikan. Pemerintah lebih mengutamakan pendidikan formal biasanya karena sudah mencangkup semua ilmu seperti Agama, Ilmu Pendidikan Alam, Ilmu Pendidikan Sosial, dan sebagainya. 

Padahal jika ditinjau lebih dalam Pondok Pesantren saat ini sudah banyak yang menerapkan pendidikan formal.

Rembangy (2010, p. 21) berpendapat bahwa " Pendidikan cenderung berpijak pada kebutuhan prag-matis, atau kebutuhan pasar, lapangan, dan kerja. Ruh pendidikan Islam sebagai pondasi budaya, moralitas, dan social movement (gerakan sosial) menjadi hilang.

Banyak guru dan tenaga kependidikan masih belum berkualitas sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar berkualitas" (Rembangy, 2010, p. 28). 

Berdasarkan pendapat tersebut saya berpendapat bahwa pendidikan itu bukan hanya tentang SD, SMP, dan SMA. Tetapi Pondok Pesantren juga termasuk pendidikan, sebab di Pondok Pesantren diajarkan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Sehingga bisa berguna untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline