Lihat ke Halaman Asli

Wake Me Up When September Ends

Diperbarui: 14 September 2022   22:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 foto: its.ac.id

Tulisan ini tentang bulan September. Billie Joe Armstrong menulis lagu dengan judul itu untuk didedikasikan kepada sang ayah yang meninggal karena terkena kanker. Begitu sedihnya, sampai-sampai feeling lagu ini bisa dirasakan oleh mereka yang punya pengalaman atau pernah ada dalam situasi yang serupa. Bagi Billie Joe, bulan Septembernya tak akan lagi secerah dulu setelah ayahnya meninggal. Namun, gelapnya September tak hanya dirasakan oleh Billie Joe, namun juga oleh bangsa Indonesia.

September, sang bulan kesembilan dalam kalender masehi seakan menjadi waktu yang tidak bisa dilewatkan begitu saja dalam perjalanan tahunan masyarakat Indonesia. Setidaknya, bagi mereka yang masih peduli dan masih memiliki rasa empati terhadap sesama, September tidaklah begitu cerah. Banyak tragedi dan kejadian kelam yang terjadi di bulan ini. Paling tidak, kejadian-kejadian di bawah inilah yang hingga kini dianggap sebagai tragedi besar dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam hal HAM.

  • Tragedi 1965-1966

Jika pernah mendengar istilah G30S PKI, maka tragedi ini merupakan rangkaian dari meletusnya konflik komunal di Indonesia yang disulut oleh pemberontakan PKI pada tahun 1965. 

Dari data yang dirilis oleh Kontras, berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Komnas HAM, ada lebih dari 32 ribu orang yang hilang dan setidaknya 2 juta orang yang menjadi korban dari rangkaian tragedi ini. 

Mereka yang menjadi korban adalah masyarakat yang dituduh memiliki keterkaitan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang menjadi dalang dari kejadian G30S PKI. 

Hampir semua hal yang berkaitan dengan PKI pada masa itu dibabat habis sampai ke akarnya, termasuk orang-orang yang "beraroma" PKI. 

Hingga kini, tuntutan keadilan dari para keluarga korban masih belum juga bisa diwujudkan, bahkan hingga berganti beberapa periode kepemimpinan di Indonesia.

  • Tragedi Tanjung Priok (1984)

Tanjung Priok menjadi saksi bagaimana puluhan nyawa melayang dalam kerusuhan yang terjadi di hari itu, 12 September. Keinginan pemerintah Orde Baru untuk melanggengkan kekuasaannya dengan menerapkan kebijakan asas tunggal Pancasila menjadi akar permasalahan dari tragedi ini. 

Kebijakan tersebut banyak ditentang karena implementasi kebijakannya terlalu dipaksakan sehingga membuat beberapa kelompok tidak setuju akan hal itu sehingga pada akhirnya menimbulkan bentrokan yang juga dibumbui oleh unsur SARA.

  • Pembunuhan Munir Said Thalib

Munir, seorang pria yang disinyalir dibunuh dengan cara meracuni makanan yang ia santap ketika sedang melakukan penerbangan menuju Amsterdam. 

Pembunuhan Munir dainggap sebagai bentuk pembunuhan politik, karena posisi Munir pada saat itu cukup vital dalam kontestasi Pemilu Presiden 2004. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline