Keberagaman negara Indonesia adalah keberagaman yang kaya akan budaya, ras, agama, dan bahasa. Hal ini menjadi salah satu keragaman yang khas pada negara Indonesia yang rumit dan unik, yang disebabkan oleh kemajemukan suku bangsa, budaya, dan bahasa. Di sisi lain keberagaman tersebut seringkali menjadi sumber permasalahan dan menyebabkan perpecahan di tengah lingkungan masyarakat dan peserta didik. Di negara Indonesia keragaman ini merupakan kenyataan historis dan sosial yang tidak dapat disangkal oleh siapapun. Dalam kehidupan masyarakat dan peserta di suatu daerah, implikasi pola pikir, tingkah laku, dan karakter pribadi masing-masing sebagai sebuah tradisi yang menjadi keunikan dari budaya yang beragam tersebut. Berlainan dari satu suku dengan satu suku yang lain dan pergumulan antar budaya yang memberikan peluang konflik pada tradisi yang terbentuk yang manakala tidak terjadi saling memahami dan menghormati satu sama lain. Pendidikan yang berwawasan multikultural merupakan proses untuk meminimalisir konflik tersebut dengan upaya yang bisa dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang majemuk dan heterogen agar saling mengerti dan menghormati serta membentuk karakter yang terbuka terhadap perbedaan.
Kesalahpahaman sering terjadi karena perbedaan interpretasi komunikasi nonverbal, pola bahasa, dan pandangan budaya terhadap situasi tertentu, ini termasuk ke dalam konteks konflik di lingkungan multikultural. Misalnya seperti, ketegangan di antara individual atau kelompok dari latar belakang budaya yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan dalam ekspresi emosi atau cara menyampaikan kritik (Oetzel & Ting-Toomey, 2021). Kehidupan masyarakat negara Indonesia dengan seluruh keberagaman yang ada di dalamnya, pada kenyataannya terasa sulit untuk tidak menyebutnya mustahil jikalau kita tidak menyebutnya terjadi konflik antara masyarakat yang memiliki perbedaan nilai kebudayaan di tengah keberagaman ini. Dalam menjaga keberagaman dan kemajemukan karena munculnya paham-paham yang mengancam nilai-nilai keberagaman, Indonesia menghadapi beberapa tantangan yang semakin meningkat beberapa tahun terakhir ini. Intoleransi agama merupakan salah satu contoh tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, contohnya seperti peningkatan kasus-kasus seperti penutupan tempat ibadah dari kelompok agama minoritas, diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu, dan penolakan terhadap pembangunan tempat ibadah baru. Kasus-kasus ini menyebabkan terciptanya kerukunan sosial di negara Indonesia terancam dan menyebabkan ketegangan antar kelompok agama.
Salah satu contoh konflik yang dapat ditemui di tengah-tengah masyarakat adalah konflik agama di Ambon yang dikenal juga sebagai konflik Maluku berlokasi di Provinsi Maluku, Indonesia terjadi antara tahun 1999 sampai tahun 2002. Yang melatar belakangi dari konflik ini yaitu dengan dipicu oleh beberapa faktor antara lain ketegangan sosial-politik antar kelompok etnis dan agama, ketimpangan ekonomi, persaingan politik, dan juga provokasi dari pihak-pihak eksternal yang melibatkan komunitas Muslim dan Kristen di wilayah tersebut. Ketidakharmonisan antara kelompok agama yang berbeda di wilayah tersebut merupakan sejarah panjang yang diwarisi dari konflik tersebut. Memunculkan dampak kerugian yang cukup besar dan korban jiwa dari konflik ini. Puluhan ribu orang kehilangan tempat tinggal mereka dan juga ribuan orang tewas. Konflik ini berdampak negatif bagi ekonomi, pendidikan, dan juga kehidupan masyarakat secara keseluruhan di wilayah tersebut. Pemerintah dalam hal ini melakukan upaya dengan cara melakukan tindakan perdamain dan pemulihan pasca-konflik.
Salah satu cara agar keberagaman budaya di negara Indonesia bisa terjalin dengan harmonis melalui sikap toleransi. Saling mendukung dalam merekatkan tali persaudaraan serta menjalin persaudaraan sejati, sikap toleransi dapat mengukuhkan semangat dalam mengedepankan persamaan, menghormati perbedaan, dan memperlakukan orang lain sebagai saudara, suatu kewajaran dalam perbedaan keberagaman. Dari nilai-nilai toleransi ini pentingnya kepada peserta didik dan juga masyarakat sekitar untuk mengembangkan rasa toleransi agar terjalinnya kehidupan keberagaman yang damai dan tentram. Pendidikan menentukan wajah bangsa kita di masa yang akan datang dan juga pendidikan sebagai sektor yang berperan dalam menyiapkan generasi penerus bangsa agar memahami pemahaman tentang sikap toleransi. Akar dari perdamaian merupakan dari toleransi. Kebaikan bagi kita dan juga orang lain dalam menghargai kebhinekaan dan mewujudkan kerukunan merupakan sikap dari bertoleransi. Menciptakan kehidupan yang lebih baik jauh dari kata penderitaan dan menuju ke kehidupan yang Bahagia adalah seseorang yang dapat melakukan sikap toleransi dengan baik. Selain itu, membangun semangat nasionalisme sikap toleransi ini sangat berperan penting dalam pendidikan di Indonesia. Sikap toleransi ini berkaitan dengan pendidikan multikultural yang mana pendidikan multikultural memiliki tujuan untuk mengembangkan identitas etnis siswa agar mereka mengetahui sikap saling menghormati, memahami, menghargai dan menjaga nilai-nilai budaya sesuai dengan etnisnya, sehingga para siswa merasa memiliki dan bangga dengan identitas dirinya sebagai etnis tertentu tanpa membeda-bedakan latar belakang dari siswa lainnya.
Di Indonesia, salah satu desa yang mana desa ini memiliki masyarakat multikultural dengan keberagaman budaya, etnik, bahasa, keyakinan, dan adat istiadat yang masih dipegang teguh dan dilestarikan oleh masyarakat desa di sana. Desa ini menganut lima agama, yaitu Islam, Hindu, Budha, Katolik, dan juga Protestan, terdiri dari bermacam-macam suku yang hidup saling berdampingan hal ini menimbulkan rasa takjub dari desa tersebut. Selain itu, desa ini dibendung dengan bermacam-macam kegiatan kemasyarakatan dan juga kerifan lokal yang secara bersama menunjukkan identitas dan etnis masing-masing untuk menghindari permasalahan konflik sosial yang bersifat berkepanjangan. Desa ini memiliki bermacam-macam acara untuk menghubungkan komunikasi antarbudaya dalam rangka meningkatkan sikap toleransi yang tinggi, keberagaman daerah, dan kesadaran masyarakat dalam kehidupan bersama di tengah-tengah masyarakat yang multikultural dan multietnik, hal ini dikarenakan akan kesadaran keberagaman yang dimiliki oleh desa tersebut. Disi sisi lain, acara-acara yang dimiliki oleh desa tersebut salah satunya yaitu pameran potensi desa yang diramaikan oleh masing-masing suku dan etnik yang ada di desa tersebut, contohnya seperti hasil alam dan juga tarian etnik.
Keberagaman memang merupakan kenyataan yang historis dan sosial yang tidak dapat disangkal oleh siapapun di negara Indonesia, suatu kewajaran yang merupakan perbedaan dalam keberagaman. Dari hal ini pentingnya untuk menanamkan nilai-nilai toleransi yang dapat dikembangkan oleh masyarakat sekitar dan juga peserta didik. Pendidikan merupakan sektor yang berperan dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang mana pendidikan bisa menentukan visualisasi bangsa di masa yang akan datang. Sikap bertoleransi tidak lepas namanya dalam dunia pendidikan. Untuk membangun sikap nasionalisme pada pendidikan di Indonesia sangat penting untuk menumbuhkan sikap keberagaman budaya dan juga toleransi. Salah satu pendidikan yang dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikap secara memadai terhadap lingkungan yang memiliki keberagaman adalah pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural memiliki tujuan diantaranya membantu peserta didik dalam mengembangkan diri secara pribadi, mengklarifikasi nilai dan sikap dari peserta didik, mengembangkan literasi etnis dan budaya kepada peserta didik, mengembangkan kemampuan keterampilan pada peserta didik, dan meningkatkan rasa toleransi antar budaya kepada peserta didik.
Dalam kehidupan keberagaman adalah fakta yang tidak dapat untuk dihindari. Untuk menciptakan rasa toleransi dan kerja sama yang baik, orang-orang yang tinggal di dilingkungan masyarakat multikultural yang menyesuaikan mengenai keberagaman yang baik dalam masyarakat dengan kepemelukan yang heterogen pada masyarakat. Selain itu, untuk meningkatkan pemahaman dan sikap toleransi terhadap keberagaman di Indonesia dalam hal ini sangat penting untuk mempromosikan pendidikan multikultural dan dialog antarbudaya. Indonesia dapat menumbuhkan masyarakat yang yang lebih harmonis dan damai, dengan cara merangkul keberagaman dan menjadikan keberagaman ini sebagai sumber kekuatan. Dalam mengelola keberagaman dan kemajemukan yang ada di Indonesia peran pemerintah sangat penting terutama dalam mengembangkan kebijakan yang strategis dan juga strategi yang efektif untuk melindungi hak-hak minoritas, mempromosikan ekonomi dan inklusi politik, serta mengatasi tindakan pembedaan perlakuan dan tindakan intoleransi yang dapat menghambat Pembangunan yang inklusif dan harmonis (Moon & Christensen, 2021; Kamp & Mansouri, 2010). Di sisi lain, untuk membantu menciptakan masyarakat yang lebih toleran, harmonis, dan inklusif, diperlukan penerapan kebijakan dan strategi yang efektif dalam mengelola keberagaman dan kemajemukan, serta memastikan bahwa hak-hak minoritas dihormati dan kepentingan semua kelompok diakomodasi secara adil.
Dalam mendorong budaya multikulturalisme di masyarakat sangat penting peran dari lembaga pendidikan dan juga pemerintah. Menciptakan lingkungan yang damai dan menghargai keberagaman yang ada merupakan tanggung jawab yang dimiliki oleh lembaga pendidikan. Mendukung keberagaman budaya dengan menciptakan undang-undang yang melindungi hak-hak masyarakat dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda merupakan peran penting dari pemerintah dalam mengarahkan kebijakan, selain itu mengadakan program-program penghargaan dan penghargaan yang dapat mendorong tindakan integrasi sosial. Dalam mengambangkan perilaku toleransi, perilaku kepedulian terhadap sesama, dan juga kepedulian terhadap lingkungan sosial untuk hal itu diperlukan sosialisasi kepada peran pemuda oleh keluarga dan lembaga pendidikan dominan pengaruhnya terhadap pengembangan sikap toleransi. Secara kontinu dan efisien terhadap dunia kehidupan anak muda, dominasi faktor eksternal berpengaruh secara langsung dan secara tidak langsung seiring dengan perubahan sosial yang cepat saat ini. Beragam jenis-jenis, sifat, dan juga bentuk yang berkembang cepat mengenai fungsi teknologi informasi dalam informasi global. Ide, pemikiran, dan praktik hidup dengan penampilan gaya hidup yang baru dan ekstra maju hadir dan menyergap ruang hidup kehidupan anak muda dalam informasi global tersebut.
Mendorong rasa toleransi dan menghargai keberagaman, selain diperoleh dari pendidikan multikultural juga diperoleh dari pendidikan Pancasila. Pendidikan Pancasila mengajarkan peserta didik untuk dapat melihat perbedaan keberagaman sebagai sumber kekayaan yang dapat memperkaya kehidupan sosial dan budaya. Peserta didik dalam pendidikan Pancasila didorong untuk mengembangkan sikap saling menghormati, saling menghargai satu sama lain, dan menerima perbedaan dari segala aspek kehidupan. Selain itu, peserta didik juga diajarkan untuk saling menghargai perbedaan dari aspek agama, budaya, adat istiadat, dan tradisi, serta belajar bersama untuk memperkuat kesatuan dari perbedaan yang ada. Salah satu sila dalam Pancasila, yaitu sila kelima yang berbunyi "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia", yang memiliki makna setiap individu mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan perlakuan yang adil dan setara dalam kehidupan di masyarakat. Nilai-nilai dari sila kelima diantaranya menghargai kebebasan beragama, mengakui hak-hak individu, dan menjamin semua warga negara mempunyai kesempatan untuk berkembang dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik. Sila kelima pada konteks toleransi mendorong penghormatan terhadap keragaman agama, budaya, suku, dan latar belakang yang berbeda. Perlakuan yang adil dan sama terhadap semua individu tanpa adanya diskriminasi berdasarkan perbedaan yang ada merupakan prinsip dari keadilan sosial. Saling mendorong inklusivitas, menghargai hak-hak individu, dan menghindari tindakan diskriminasi dalam kehidupan masyarakat, ini adalah praktik dari sila kelima. Nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam Pancasila diantaranya persamaan hak, kebebasan untuk berekspresi, dan pengakuan keberagaman budaya juga terkait dengan keberagaman. Mewujudkan rasa toleransi, menghormati perbedaan, dan memastikan seluruh warga negara Indonesia dapat hidup berdampingan dalam keberagaman merupakan landasan yang diberikan pada sila kelima. Pendidikan Pancasila membantu untuk mengembangkan individu yang dapat hidup dalam kehidupan masyarakat yang majemuk saling menghargai, mewujudkan rasa toleransi, dan mencapai keadilan sosial, dalam membangun rasa toleransi dan saling menghargai keberagaman.
Masyarakat Indonesia semakin terhubungnya dengan dunia luar, menyebabkan dampak positif dan dampak negatif pada keberagaman dan kemajemukan di Indonesia terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Dalam hal ini, akses informasi yang baik memungkinkan peningkatan pemahaman dan rasa toleransi, selain itu kerjasama internasional dan peluang ekonomi dapat memperkaya keberagaman dan mengurangi resiko ketimpangan. Tetapi, di sisi lain penyebaran ideologi radikal dan juga radikalisme dapat mengancam keberagaman, sementara dampak globalisasi dapat menyebabkan hilangnya kearifan lokal dan meningkatkan persaingan sosial. Untuk mengedepankan nilai-nilai toleransi dan inklusi pentingnya bagi pemerintah dan juga masyarakat untuk meminimalisir dari dampak negatif tersebut. Masyarakat akan memiliki perasaan yang saling memiliki dan juga masyarakat tidak lagi membahas tentang konflik karena perbedaan yang ada di Indonesia jika memiliki perasaan toleransi yang tinggi. Konflik yang ada karena perbedaan bisa berkurang apabila perasaan toleransi terus muncul bahkan dapat hilang jika semua lapisan masyarakat memiliki rasa toleransi yang tinggi dan mempunyai wawasan nusantara.
Menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, memiliki rasa toleransi, dan damai di Indonesia dengan demikian memerlukan upaya yang kolektif untuk mengakui dan menghormati keberagaman dan kemajemukan, mengakui bahwa pentingnya kebebasan beragama, dan menerapkan pendidikan multikultural. Dalam menghormati dan merayakan keberagaman semua pihak harus terlibat dalam bekerja sama serta memastikan bahwa semua individu mempunyai kesempatan yang sama untuk berkembang dan sukses dalam masyarakat yang inklusif dan toleran. Mencerminkan realitas Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya, etnis, dan agama merupakan aspek penting dalam keberagaman dan kemajemukan. Masyarakat perlu mengembangkan sikap berani, inklusif, dan toleran untuk mewujudkan lingkungan yang damai, harmonis, dan sejahtera bagi semua warga. Selain itu, dari Pendidikan Pancasila terutama dalam sila kelima diajarkan untuk memberikan keadilan bagi semua individu untuk berkembang, berekspresi, dan sila kelima juga mengajarkan untuk menumbuhkan rasa toleransi dalam kehidupan masyarakat yang beragam ini untuk mewujudkan lingkungan damai dan juga harmonis serta menghindari dari sikap diskriminasi.