Lihat ke Halaman Asli

Mengurai Makna Lebih Mendalam Arti Dari Panca Sradha dan Hubungannya Dengan Manusia

Diperbarui: 15 Mei 2024   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antaranews

Agama Hindu, sering disebut Sanātana Dharma ("jalan abadi" atau "dharma abadi"), adalah agama paling tua di dunia yang masih dianut hingga saat ini. Dimulai di India, agama Hindu memiliki beragam adat istiadat dan kepercayaan, menjadikannya salah satu agama paling membingungkan di dunia.

 Agama Hindu disebut juga sebagai agama yang mempersepsikan banyak dewa, namun yang paling populer adalah Trimurti. Trimurti adalah tiga makhluk Ilahi, khususnya Brahma, Wisnu, dan Siwa. Dewa Brahma disebut karena tugasnya sebagai pencipta alam semesta dan benda-benda di dalamnya, Dewa Wisnu sebagai pemelihara seluruh alam semesta, dan Dewa Siwa berperan sebagai pembubaran alam semesta. Ketiga penampakan ini merupakan tanda-tanda kebermaknaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Lebih jauh lagi, menurut umat Hindu, Tuhan tidak menyerupai yang lain, hanya disebut dengan banyak nama.

Selain itu, banyak sekali hikmah penting dalam agama Hindu, salah satunya yang paling mendasar adalah hikmah Panca Sradha. Secara etimologis, Panca Sradha terdiri dari kata Panca dan Sradha, Panca berarti lima, dan Sradha berarti keyakinan atau kepercayaan. Lima keyakinan esensial adalah keyakinan pada Brahman, Atma, Karma Phala, Punarbhawa, dan Moksa.
 
Panca Sradha dalam Agama Hindu Umat
 Hindu berpegang teguh pada keyakinan mendasar dalam mengamalkan agamanya. Pendirian ini kemudian membuat seluruh umat Hindu menerima dan bersungguh-sungguh bertakwa di hadapan Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa. Premis keyakinan ini terdiri dari lima sudut yang disebut Panca Sradha. Kelima sudut pandang tersebut antara lain:

Keyakinan pada Brahman atau Widhi Tattwa
 Pendidikan pertama ini berpusat pada keyakinan terhadap Brahman atau Tuhan. Nama Tuhan dalam agama Hindu ada banyak, misalnya saja Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Brahman. Artinya, setiap umat Hindu dengan tulus menerima bahwa Tuhan itu ada, Maha Kuasa, Maha Kuasa, Maha Kuasa.

 Keyakinan Terhadap Atman atau Atman Tattwa
Yang Kedua adalah Atman Tattwa atau yang lebih sering disebut Dzat Tuhan. Umat Hindu juga percaya bahwa kehadiran Jiwatman membuat manusia siap untuk hidup. Atman diyakini memiliki sifat abadi dan menakjubkan.

Keyakinan Terhadap Karmaphala atau Karmaphala Tattwa
Kata Karma sendiri berarti perbuatan atau kegiatan, sedangkan phala berarti hasil yang diperoleh. Dengan cara ini, jika dipahami secara sesaat, Karmaphala menyiratkan hasil yang diperoleh dari aktivitas yang diselesaikan. Pada dasarnya umat Hindu sangat menaruh perhatian pada hukum keadaan dan akibat logis dalam kehidupan sehari-hari. Karmaphala sendiri terbagi menjadi tiga bagian waktu, yaitu masa kini atau masa kini, masa depan atau esok, dan masa yang akan datang.

 Keyakinan Terhadap Samsara atau Samsara Tattwa
 Keyakinan pada Panca Sradha yang keempat adalah Samsara Tattwa atau keyakinan akan kebangkitan, kelahiran kembali atau kebangkitan, dalam agama Hindu dikenal dengan Punarbawa yang artinya kelahiran kembali. Umat Hindu menerima bahwa setiap roh akan kembali kepada Tuhan dan harus dalam keadaan murni.

Keyakinan pada Moksa atau Moksa Tattwa
 Keyakinan yang terakhir adalah memiliki keyakinan terhadap Moksha, khususnya pergaulan Brahman dengan Atman tanpa henti. Bukan tanpa alasan, standar terpenting dalam agama Hindu adalah mencapai Jagadhita dan Moksa. Pada dasarnya umat Hindu berpandangan bahwa kehadiran Panca Sradha akan membuat mereka lebih sadar akan apa yang hebat dan apa yang buruk. Apa yang dilakukan sekarang akan memberikan hasil yang setara di kemudian hari, seperti yang diterima oleh Karmaphala.

 Perilaku Manusia dalam Membersihkan Diri
Selain panca keyakinan dalam mengamalkan agamanya atau Panca Sradha, umat Hindu juga mempunyai pedoman atau aturan dalam bertindak atau bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Pendirian ini dikenal dengan Tri Kaya Parisudha atau tiga cara berperilaku masyarakat untuk membersihkan diri. Tiga cara ini yaitu:

Pikiran atau Manacika Parisudha
 Ajaran ini menunjukkan kepada penganut agama Hindu tentang bagaimana manusia harus mempunyai pilihan untuk berpikir terlalu atau benar-benar seperti yang diharapkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline