"Tetapi Kapten, .. kita akan pergi ke bulan, itu seperti impian menjadi kenyataan!" --- Tintin berbicara pada Kapten Haddock, dalam Explorers on the Moon (1953).
Pengantar
Cerita petualangan Tintin, seorang wartawan Belgia, dalam sebuah judul petualangannya: Explorers on the Moon (Para Penjelajah Bulan), seolah-olah meramalkan tentang para astronot yang akan mendarat di bulan. Kisah tersebut dipublikasikan oleh Hergé pada 1953. Hanya 16 tahun berselang, pada 20 Juli 1969, Neil Armstrong menjadi manusia pertama yang menjejakkan kaki di bulan, tepat 54 tahun lalu.
Pada saat itu, era 60-an setelah Perang Dunia II berakhir, terjadi Perang Dingin (Cold War) antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang dipicu oleh perbedaan ideologi kedua negara, yaitu antara liberalisme-kapitalisme dan sosialisme-komunisme. Penguasaan pengetahuan dan teknologi nuklir yang berimbang di kedua negara dianggap tidak mampu menunjukkan bahwa ideologi yang satu lebih unggul dibanding lainnya.
Hal tersebut membawa pesan bahwa harus ada sesuatu yang bisa digunakan untuk bersaing dan menang. Entah mengapa yang terpikir oleh kedua negara tersebut adalah mendaratkan manusia di bulan sedangkan pada masa itu teknologi roket yang diharapkan bisa membawa manusia ke bulan masih berada dalam tahap pengembangan awal.
Seperti diketahui, untuk mengirim manusia ke bulan diperlukan teknologi tinggi melibatkan penelitian-penelitian ilmiah intensif dalam banyak aspek terkait wahana antariksa dan manusia itu sendiri sebagai operatornya. Selain kemampuan ilmiah, diperlukan pula kemampuan pengelolaan sumber daya dengan menggunakan pengetahuan manajemen proyek terkini yang telah dikuasai sebagai pijakannya.
Tentulah negara yang mampu mewujudkan impian tersebut secara de facto akan dianggap paling unggul karena melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan negara saingannya.
Peristiwa Bersejarah Sputnik
Pada 12 April 1961, Uni Soviet mengorbitkan manusia pertama di atas permukaan Bumi, Yuri Alekseyevich Gagarin, menggunakan wahana antariksa Vostok. Peristiwa tersebut membuat panik Amerika Serikat karena merasa kecolongan untuk kali kedua setelah sebelumnya, pada 4 Oktober 1957, Uni Soviet telah berhasil meluncurkan Sputnik, sebuah satelit buatan pertama di dunia.
Kepanikan Amerika Serikat bukan hanya karena Uni Soviet bisa mengirim benda bulat tersebut ke orbit namun juga dikhawatirkan Uni Soviet berpotensi besar meletakkan hulu ledak nuklir di dalamnya yang nantinya bisa dijatuhkan di mana saja di wilayah Amerika Serikat.