Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi kunci utama perekonomian di Indonesia di mana sektor pertanian merupakan ruang bagi rakyat Indonesia sendiri khusunya rakyat kecil. berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk membina dan mengarahkan para pelaku Usaha Kecil dan Menengah agar pertanian di Indonesia dapat menjadi penopang utama perekonomian.
Namun, pertanian yang ada di Indonesia mengalami banyak tantangan dan banyak isu serta permasalahan pertanian sendiri sehingga mengakibatkan pertanian di Indonesia mengalami kemrosotan. cepat atau lambat, pertanian di Indonesia harus melakukan banyak inovasi guna mendukung program pertanian masa depan Indonesia tahun 2030. memasuki era saat ini yaitu era revolusi industri 4.0 dan society 5.0 telah banyak sekali ditandai berbagai perkembangan pertanian dengan jaringan internet. hal tersebut telah menjuruske semua aktifitas masyarakat baik di bidang sosial, pendidikan, hingga ekonomi. hal tersebut dapat menjadi stimulan bagi sektor pertanian yang ada di Indonesia agar dapat mengatasi berbagai isu dan masalah yang terjadi.
dalam pertanian masa depan Indonesia 2030. terdapat visi Indonesia Pertanian Tanaman Pangan 2030 yaitu "Pertanian Tangguh dan Modern berbasis pada Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Genetik secara Berkelanjutan yang Menjamin Ketahanan, Keamanan dan Mutu Pangan, Penyediaan Bahan Baku Industri dan Kesejahteraan Sosial, serta Berdaya Saing Global". Visi tersebut memiliki fokus target yang terdiri dari: menjadikan Indonesia dalam 5 besar kekuatan ekonomi dunia dengan pendapatan per kapita USD 18.000, mewujdukan kualitas hidup modern dan merata, pemanfaatan kekayaan alam yang baik, dan membawa 30 perusahaan Indonesia do Fortune 500 companies.
sebenarnya isu dan permaslahan apa saja sih yang berkaitan dengan pertanian di Indonesia ini? lalu bagaimana strategi yang dapat ditawarkan guna mendukung pertanian masa depan Indonesia 2030?
berikut merupakan berbagai isu dan permaslaahn pertanian yang ada di Indonesia:
1. lahan pertanian semakin terbatas
2. produktifitas lahan rendah dan mengalami levelling off
3. kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan petani lemah
4. kebijakan makro seringkali kurang memihak sektor pertanian
5. sistem agribisnis belum berfungsi dengan baik
6. konsumsi beras per kapita tinggi (139/kapita/tahun)