1. Pengertian Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu adalah suatu pendekatan yang terstruktur dan sistematis yang digunakan dalam proses produksi untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan. Konsep pengendalian mutu melibatkan pengawasan dan penilaian terhadap setiap tahap produksi, mulai dari pengadaan bahan baku hingga distribusi produk jadi. Tujuannya adalah untuk mencegah cacat, meminimalkan pemborosan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Dalam konteks industri manufaktur, pengendalian mutu sering melibatkan penggunaan metode statistik seperti peta kendali dan analisis regresi untuk memonitor proses produksi dan mengidentifikasi penyimpangan dari standar kualitas yang diinginkan. Namun, penting untuk diingat bahwa pengendalian mutu tidak hanya terbatas pada aspek teknis produksi, tetapi juga mencakup proses manajemen yang efektif, termasuk pelatihan karyawan, komunikasi yang jelas, dan pengembangan sistem manajemen yang berkelanjutan. Dengan menerapkan pengendalian mutu yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan reputasi mereka, memperoleh keunggulan kompetitif, dan memastikan keberlanjutan jangka panjang dalam pasar yang semakin kompetitif.
Selain itu, mutu adalah salah satu faktor terpenting yang dipertimbangkan oleh pelanggan. Manajemen mutu dianggap sebagai peran yang berkontribusi terhadap peningkatan kinerja dan meningkatkan operasi dengan mengubah prosedur operasional untuk memberikan hasil yang lebih baik bagi pelanggan.
Menurut ahli, mutu merupakan kemampuan produk yang secara konsisten dapat memenuhi atau melampaui keinginan atau harapan pelanggan merupakan definisi dari mutu atau kualitas (Stevenson, 2018). Mutu atau kualitas merupakan kesesuaian/keselarasan yang konsisten dengan harapan pelanggan. Kata 'kesesuaian/keselarasan' menyiratkan adanya kebutuhan untuk memenuhi spesifikasi yang jelas. Memastikan produk sesuai dengan spesifikasi adalah tugas utama dari operasi. 'Konsisten' menyiratkan bahwa mutu atau kualitas digunakan untuk merancang dan menjalankan proses menghasilkan produk. Kata harapan pelanggan mengakui bahwa produk harus mempertimbangkan pandangan pelanggan, yang dapat dipengaruhi oleh harga. Kata 'harapan' merupakan kebutuhan atau keinginan (Slack, Jones & Johnston, 2016).
Garvin (1988) memberikan model yang menyajikan lima perspektif dari definisi kualitas:
1. Transendensi (luar biasa) Mutu dianggap yang terbaik atau keunggulan yang dapat ditawarkan. Perspektif ini berarti pelanggan dapat mengenali keunggulan ketika mereka melihatnya. Contoh transendensi termasuk mobil sport Aston Martin dan hotel bintang tujuh.
2. Berbasis Produk Kualitas dipandang sebagai kuantitas yang tepat dan terukur yang terdiri dari serangkaian karakteristik. Kualitas dapat diukur sebagai seperangkat atribut yang membentuk suatu produk. Kualitas sebuah mobil dapat diukur dari hal-hal seperti akselerasi, kecepatan tertinggi, dan ukuran mesin.
3. Berbasis pengguna Kualitas sebagai kepuasan pelanggan individu. Kualitas adalah istilah subjektif dan bergantung pada kebutuhan individu pelanggan. Misalnya kendaraan dengan berbagai macam ukuran mesin dan aksesoris yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu pelanggan. Dari perspektif ini, kualitas berarti sejauh mana suatu produk memenuhi fungsi yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
4. Berbasis Operasional Menganggap kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi yang dikembangkan secara internal dalam operasi jasa atau manufaktur. Kualitas ditentukan berdasarkan tujuan produktivitas. Misalnya, sebuah mobil dianggap berkualitas tinggi jika bagian-bagiannya bebas dari cacat dan dibuat seiring waktu sesuai spesifikasi desain.
5. Berbasis Nilai Mutu dinilai berdasarkan harga terbaik untuk tujuan tertentu. Kualitas dilihat dari sudut pandang pelanggan mengenai nilai uang. Produk yang berkualitas tinggi diyakini lebih murah atau memberikan kepuasan yang lebih besar dibandingkan produk yang dijual dengan harga yang sama namun menawarkan manfaat yang sama dengan produk pesaing.
Secara singkat, manajemen mutu adalah pendekatan sistematis untuk memastikan bahwa produk, layanan, dan proses memenuhi atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini melibatkan seperangkat prinsip, metodologi, dan teknik yang ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan tingkat kualitas yang tinggi di seluruh organisasi. Konsep manajemen kualitas itu sendiri berasal dari industri manufaktur, yang fokus utamanya adalah menjaga kualitas produk. Namun, sejak itu telah berevolusi dan diperluas untuk mencakup berbagai sektor, termasuk industri jasa, perawatan kesehatan, pengembangan perangkat lunak, dan banyak lagi (Sousa & Voss, 2001).