Lihat ke Halaman Asli

Ilyul Mustafidah

Nutrisionis

Mengenal Status Gizi pada Anak Usia Dini

Diperbarui: 15 Januari 2023   14:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

freepik by onlyyouqi

Kekurangan gizi pada masa awal kehidupan diprediksi dapat mengganggu proses perkembangan otak yang tidak mungkin diperbaiki pada tahap perkembangan berikutnya. 

Anak yang mendapatkan asupan asupan gizi yang cukup dan seimbang akan mencapai 80% volume otak dewasa pada umur 2 tahun, dan mencapai 90% pada usia 5 tahun. 

Oleh karena itu, kekurangan gizi pada fase awal kehidupan seseorang, terutama pada usia 0 sampai 5 tahun mungkin dapat menghambat perkembangan otaknya sehingga kemungkinan dapat mempengaruhi kualitas hidup orang tersebut pada fase yang akan datang.

Kekurangan gizi pada anak balita (anak di bawah umur 5 tahun) bisa memberikan dampak negatif pada tahap kehidupan mereka selanjutnya, seperti kependekan (stunting) yang dibawah batas normal (stunting), kemampuan yang tertinggal (wasting), produktivitas kerja yang rendah, resiko penyakit tidak menular yang tinggi, bahkan mengakibatkan pada kematian. 

Oleh karena itu, mempelajari status gizi pada anak usia dini sangat penting untuk terus dilakukan mengingat anak merupakan generasi masa depan. Terlebih lagi, prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita masih cukup tinggi, terutama di negara-negara berkembang dan negara miskin. Kualitas anak-anak sekarang menentukan kualitas generasi berikutnya.

Masih tingginya prevalensi anak pendek yang menunjukkan masalah gizi di Indonesia merupakan masalah kronis yang berkaitan dengan kemiskinan, rendahnya pendidikan, serta kurang memadainya pelayanan dan kesehatan lingkungan. Masalah gizi terjadi oleh banyak faktor yang saling terikat secara langsung dapat dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan kurangnya asupan gizi secara kualitas maupun kuantitas. 

Sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan, pola asuh anak yang kurang memadai, sanitasi lingkungan serta rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.

Status gizi merupakan salah satu bagian dari faktor biologis untuk anaka usia sekolah, termasuk kelompok rentan gizi, selain bayi, balita, remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan lansia. 

Sekitar 50% penduduk Indonesia atau lebih dari 100 juta jiwa mengalami masalah kekurangan gizi. Masalah gizi kurang seringkali luput dari pengamatan dan tidak cepat ditanggulangi, sehingga memunculkan masalah yang lebih besar. Gejala yang ditimbulkan apabila anak mengalami kekurangan asupan antara lain:

  • Kurang perhatian
  • Gelisah
  • Lemah
  • Cengeng
  • Kurang bersemangat
  • dan penurunan daya tahan terhadap penyakit infeksi

Nah, mulai konsultasikan kepada ahlinya ya.. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline