Lihat ke Halaman Asli

Panji Satriyadi

Mahasiswa UPI

Pandemi Covid-19 sebagai Penghambat dalam Menumbuhkan Minat Membaca Siswa

Diperbarui: 26 September 2021   06:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Coronavirus (CoV) adalah kelompok besar virus yang dapat menyebabkan penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Virus ini menyebar sangat cepat dan telah menyebar hampir ke seluruh negara termasuk Indonesia. 

Indonesia saat ini menghadapi bayang-bayang melawan Covid-19. Salah satu cara untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19 dari orang ke orang adalah dengan menggunakan masker dan menjaga jarak satu sama lain saat tidak berinteraksi secara langsung. Hal ini berdampak pada semua aktivitas manusia, termasuk kegiatan belajar mengajar, karena selain kesehatan, pendidikan juga dibatasi dengan pertemuan tatap muka, kemudian pembelajaran juga dilakukan secara online (di Internet) dan hal tersebut berdampak jugapada kualitas membaca siswa.

UNESCO menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat yang cukup rendah dalam hal tingkat melek huruf dunia. Dengan kata lain, masyarakat Indonesia dikatakan memiliki minat baca yang sangat rendah (Nugroho, 2017), namun pada tahun 2020, Perpustakaan Nasional RI mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang sedang (Kompas, 2021). 

Tidak hanya UNESCO dan Perpustakaan Nasional, PISA (International Student Assessment Program) menyatakan bahwa untuk kategori membaca, Indonesia menempati urutan ke-72 dari 77 negara (Kasih, 2020). Dilihat dari beberapa data, tidak dapat dipungkiri bahwa minat baca masyarakat Indonesia belum memuaskan. Pandemi COVID-19 telah memperburuk situasi ini. Minat membaca masyarakat Indonesia semakin terpukul dengan pembatasan yang diberlakukan pandemi.

Tidak dapat disangkal bahwa kita sudah pada tahap mengandalkan gadget dan segala kemudahan memperoleh informasi. Namun, bagi siswa sekolah dasar, hal ini akan mempengaruhi minat membaca mereka. Apalagi di era sekarang ini, konten bacaan tidak semudah yang ditargetkan oleh siswa SD seperti konten visual. 

Namun, keterampilan membaca merupakan keterampilan inti dari keterampilan literasi siswa. Membaca dapat membangunkan imajinasi dan melatih otak untuk berpikir setiap saat. Bertentangan dengan konten visual dari gambar/video yang sudah disajikan. 

Dengan kata lain, bagian imajinasi dan pemikiran siswa berkurang karena keterbatasan visual. Jika keadaan ini terus berlanjut, maka akan mengakibatkan menurunnya minat baca siswa sekolah dasar.  Oleh karena itu, Universitas Pendidikan Indonesia ingin ikut berkontribusi dalam menangani permasalahan ini.

Melalui LPPM UPI, LLPM memberikan mahasiswa dengan sebuah rencana kegiatan yang diberi nama Tema Literasi dan Rekognisi UPI KKN 2021. Program dalam KKN ini salah satunya adalah Penguatan pembelajaran, Pendampingan orang tua dalam melaksanakan pembelajaran daring, pendampingan siswa dalam pembelajaran daring, membuat media pembelajaran, serta artikel terkait Covid-19 ini. Dengan berbagai kegiatan ini disinyalir dapat meningkatkan minat membaca siswa di Tengah Pandemi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline