Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Ilyas

Pecinta Sastra

Indonesia Kita

Diperbarui: 18 Juli 2019   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seribu cinta seribu kisah
menari tinta menjadi cerita
bukanlah dongeng yang melagenda
tumpahnya darah menjadi sejarah

pemuda desa yang membaca
pemuda kota angkat bicara
terikat saudara demi negara
sumpah terucap bukan sampah serapah

sembilan belas empat lima sejarah kita
teriakan merdeka para pemuda
harapan baru menembus cakrawala
garuda muda menyadarkan dunia

tapi,,,, semuanya sirna dimakan usia

dulu,,,, persaudaraan atas nama sengsara
kini,,,, kesengsaraan memutuskan tali saudara

kaya kelaparan itu biasa
fakir dan miskin menanggung siksa

hukum yang buta kini angkat senjata
senjata di tuju tak tentu arah
ketika uang mulai bicara
dia pun kuat menjadi penguasa

begitu banyak cerita....
begitu banyak dosa....
itulah indonesia....
merdeka pun masih terjajah.

dari : muhammad ilyas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline