Beberapa waktu lalu, ketika kami ke Sentul, di tol Jagorawi sy melihat dibelakang truck ada tulisan Gus Baha berikut lukisan dirinya. Wah siapa beliau? Kalo lukisan sudah ada di belakang truck berarti popularitasnya di kalangan wong cilik sudah nyaris seperti Rhoma, Iwan Fals, dstnya?
Itu hanya pikiran selintas. Baru tadi malam, ketika melihat Youtube, saya tertarik dengan video Gus Baha. Banyak ceramahnya dalam bahasa Jawa. Ada yang sudah ditranslate ke bahasa Indonesia ada yang belum. Yang jelas, gitu mendengar ceramahnya langsung terasa seperti tetes tetes embun pagi membasuh jiwa. Nyesss...
Ilmunya dalam. Beliau murid KH Ma'moen Zubair dari Rembang. Pengetahuannya luas. Kisah Nabi, Rasul, sahabat, selalu jadi rujukan. Begitu juga pandangan ulama ulama fikih, sufi. Anjuran wiridnya begitu mistis. Sayang, yang ngaji soal keutamaan ayat kursi, surah surah tertentu, belum kudapat bahasa Indonesianya. Parrah nih boso jowoku.
Yang jelas sosok Gus Baha begitu berbeda dibandingkan ulama lainnya. Terlihat begitu zuhud, sederhana. Semoga begitu terus adanya. Dalil ataupun argumennya juga cerdas, kena banget ke hati dan pikiran.
Saya selalu mikir manusia yang bisa menyentuh hati dan pikiran manusia, biasanya prilaku batinnya juga kuat. Wirid, puasa, tahajudnya juga gak main main. Dan jika mampu mengabaikan godaan dunia materi, berarti seolah sudah mendapatkan keindahan dan kekayaan sejati. Duh, betapa indahnya jiwa yang hidup oleh Cahaya Yang Maha Pengasih Maha Penyayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H