Lihat ke Halaman Asli

Ilyani Sudardjat

TERVERIFIKASI

Biasa saja

3 Jurus Anies Sandi Menangkal Terorisme di Jakarta

Diperbarui: 18 Mei 2018   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anies Baswedan di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017). (KOMPAS.com/NURSITA SARI)

Terorisme adalah kejahatan luarbiasa yang menghentak sendi-sendi kemanusiaan kita. Tidak bisa beban penanggulangannya hanya ditanggung kepolisian saja. Walaupun di kepolisian sudah ada badan khusus yang menanggulangi terorisme dengan dana APBN yang besar (BNPT), tetapi itu belum cukup. 

Ini adalah tanggung jawab bersama. Bahkan menjadi tanggung jawab setiap kepala daerah juga untuk menjamin keamanan bagi warga di daerahnya. Seperti kejadian di Surabaya, saya lihat betapa terpukulnya Bu Risma. Beliau merasa gagal melindungi warganya sendiri dari aksi terorisme. Walaupun aksi teroris memang sangat sulit diduga. 

Apalagi bagi DKI Jakarta, yang merupakan ibukota negara. Ketika kejadian di Surabaya beberapa hari lalu, Jakarta sempat siaga satu. Beberapa obyek vital negara seperti istana presiden, bandara dijaga ekstra ketat. Tetapi situasi siaga satu ini sudah dicabut.

Sebagai Kepala Daerah Jakarta, apa yang dilakukan oleh Anies Sandi untuk mencegah terorisme terulang di Jakarta? Kejadian bom Thamrin tahun 2016 lalu masih menyisakan perih dan pedih.

Saya membaca di twitter Pemprov DKI, Anies dan Sandi, ada 3 jurus yang dilakukan oleh Pemprov DKI sebagai upaya mencegah aksi terorisme ini.

1. Mengaktifkan kembali siskamling atau sistem keamanan lingkungan. Siskamling ini dilakukan oleh warga secara gantian. Tentu kegiatan ini gak dilakukan malam saja, tetapi siang juga, mengingat aksi terorisme tidak kenal waktu. 

Kegiatan ini selain menjamin keamanan warga dari teroris, sekalin juga dari rampok, pembunuhan. Soalnya rampok di jakarta makin keji. 

2. Mengecek kos-kosan atau rumah kontrakan. Karena biasanya para teroris bukan warga asli suatu daerah. Dia mesti warga baru. Apalagi kejadian di Surabaya teroris tinggal di rusunawa. Di Jakarta berapa banyak rusunawa dan kontakan?

Pengecekan ini bisa sekalian untuk cek narkoba dan prostitusi. Ini juga lebih menjamin keamanan dan kenyamanan hidup warga. 

3. Mendata secara khusus warga yang baru datang dari Suriah yang terlibat ISIS. Ini yang paling penting. Karena targetnya kan jelas, mereka ini yang sudah dicuci otaknya oleh ISIS. Pelaku teroris di Surabaya juga terkait ISIS.

Dan harusnya mereka yang datang itu diisolasi, masuk karantina dulu untuk 'dibersihkan' dari racun teroris. Karantina ini bisa bekerjasama dengan pesantren pesantren khusus penanganan teroris (ada gak ya?).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline