Lihat ke Halaman Asli

Ilyani Sudardjat

TERVERIFIKASI

Biasa saja

Hati-Hati Daging Impor Beku dari India Belum Bebas PMK dan Salmonella?

Diperbarui: 7 Mei 2018   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Kaget juga saya pas baca berita komentar Mendag yang bilang daging beku lebih sehat dari daging lokal. Ini gimana sih Mendag, kok malah promosiin daging impor, hehe. Sudah gitu belum tentu benar lagi pernyataannya. Sama ngawurnya ketika harga beras mahal, Mendag bilang tawar aja. 

Apakah benar daging beku impor lebih sehat? Tahun ini Kemendag memang mengeluarkan ijin impor 100 ribu ton daging kerbau beku dari India dan 60 ribu ton daging sapi beku dari India (dan Brazil?). Impor dari 2 negara ini saja sudah melanggar UU no.41 tahun 2014 mengenai Peternakan dan Kesehatan Hewan, yang mewajibkan impor dari negara bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

Masalahnya India dan Brazil tidak termasuk negara yang sudah bebas PMK berdasarkan data World Organisation for Animal Health (IOE). PMK merupakan penyakit hewan yang paling ditakuti didunia karena sangat cepat menular dan sangat merugikan ekonomi. Jadi bukankah impor ini saja sudah melanggar regulasi negara?

Selain itu, terdapat suatu studi terhadap daging kerbau beku India ini yang diterbitkan oleh Medcrave, journal bacteriology and mycology. Studi ini menunjukkan bahwa 79% dari sampel daging kerbau beku (frozen) yang diuji positif mengandung salmonella. 

Bakteri ini sangat berbahaya, dapat mengakibatkan sakit infeksi perut, kram, diare. Cara mengatasinya memang dengan memasak secara matang, benar benar matang. Dan memghindari tercampur dengan bahan makanan lain, agar bakterinya tidak menyebar.

Selain masalah salmonella, yang dikhawatirkan adalah residu antibiotik dan hormon yang terdapat pada daging beku ini. Sementara dari segi gizi, komposisi daging beku juga mengandung air lebih banyak, jadi berat bersihnya kurang dari daging segar. Wajar donk harga lebih murah. 

Dan penanganan daging beku yang salah (cara mencairkan) daging juga akan mwngurangi nilai gizinya sendiri. 

Yang jelas, dengan impor yang seperti ini, bagaimana dengan nasib peternak, dan pedagang daging lokal ya? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline