Akhir Maret lalu, kami (termasuk mertuaku) jalan jalan ke planetarium di Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini Jakarta. Setelah suami saya ikut mengantri yang mengular panjangnya untuk beli tiket film galaksi, eh pas depan loket tiketnya habis. Ya sudah kamipun main di planetarium yang gratisan. Itupun anakku sudah girang banget, karena lagi seneng senengnya sama planet.
Setelah itu kami ke taman Menteng. Wah sudah ada maskot Asian Games didepan rumah kacanya. Sudah tahu belum maskotnya apa? Yup, ada 3 maskot dari hewan unik yang ada di Indonesia untuk Asian Games ini.
Yang pertama burung cendrawasih yang melambangkan keindahan. Burung ini dinamakan Bhin bhin yang memakai rompi khas Asmat Papua. Kedua hewan rusa bawean yang melambangkan kecepatan. Hewan ini dinamakan Atung yang memakai baju khas Jakarta. Yang terakhir Kaka., seekor badak bercula satu yang melambangkan kekuatan. Kaka memakai baju khas Palembang.
Sebenarnya bukan hanya taman Menteng, tetapi halte halte transjakarta, busway, bundaran HI, dan tempat publik lainnya sudah berhiaskan maskot ini. Semarak deh hiasannya, walaupun tetap aja masih banyak yang belum ngeh, karena hiruk pikuknya kalah dengan soal politik.
Tetapi diluar hiasan ini, persiapan yang paling penting tentu tempat tanding, logistik dan mobilitas peserta Asian Games. Maklum, perhelatan akbar ini tidak lama lagi akan digelar dari tanggal 18 Agustus hingga 2 September 2018, di Jakarta dan Palembang. LRT yang targetnya selesai sebelum AG masih 30-an%. Sementara MRT juga tak terkejar, karena masih 90% dan belum uji coba.
Jadi untuk mengatasi kemacetan, sudah ada wacana untuk meliburkan anak sekolah. Sekalian sebagai supporter kali ya, biar rame. Tetapi belum diputuskan. Kemacetan juga terjadi karena pembanguan LRT dan MRT, yang berantakan dan makan badan jalan. Semoga ini bisa dirapihkan, pager ditarik, alat alat berat rada diumpetin.
Selain itu, persiapan atlet atlet Indonesia juga tentu saja paling penting. Semoga optimal, karena saya baca disalah sati media katanya anggarannya dipangkas habis?
Yang jelas acara ini memakan biaya Rp 6,6 T, yang terdiri dari anggaran pemerintah Rp 4,5 T, sisanya dari sponsor. Semoga lancar, dan Indonesia bisa jadi tuan rumah yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H