Lihat ke Halaman Asli

Ilyani Sudardjat

TERVERIFIKASI

Biasa saja

Titanic dan Bangsa Israel

Diperbarui: 18 Desember 2017   08:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Titanic. Apa yang paling berkesan dari film ini? Percintaannya? Yup, tragis. Atau juga tentang kapalnya sendiri. 

Saya inget, di awal film disebutkan kalau kapal itu sangat hebat, sangat besar, canggih dan tidak akan mungkin tenggelam. Tetapi yang terjadi sama sama kita ketahui. Kapal terbentur es, terbelah dan tenggelam. Secara teknis mungkin akan banyak penyebabnya. Tetapi yang jelas, kapal itu tenggelam.

Banyak orang menyebut, Titanic tenggelam buah dari kesombongan. Dan ndilalah-nya, ketika saya membuka channel tv kabel, lagi lihat acara seorang Rabi Yahudi menyebutkan kehebatan bangsa Israel, untuk menegaskan mereka bangsa pilihan. 

Nyaris 50% penemu dunia dari bangsa ini. Kemudian para bankir, dan orang terkaya dunia. Para pembuat film terkemuka, dan medsos. Belum lagi kecanggihan senjata yang mereka miliki. Makanya ketika 6 negara arab bersatu menyerang, mereka tetap tak terkalahkan. Ya, ya ya, memang hebat. Tetapi bukankah kehebatan itu bukan untuk dibanggakan? Setiap bangsa membutuhkan bangsa lain di dunia ini, terutama tetangga tetangga terdekatnya.

Mungkin orang Israel lupa, 72 tahun lalu ribuan orang Yahudi yang hendak dimasukkan kamp kosentrasi oleh Hitler, diselamatkan oleh keluarga keluarga muslim sederahana di eropa timur, dengan taruhan nyawa. Diselamatkan oleh diplomat diplomat negara berpenduduk muslim seperti Turki, Mesir, Yordania.

Dan mereka lupa, ketika Salahudin berkuasa di Palestina, para diaspora Yahudi yang tak punya tempat dipanggil kembali pulang untuk bersama menempati tempat suci dengan muslim dan nasrani.

Dan tentu saja mereka juga amnesis, bahwa ketika dinasti Umayah seeta Abbasiyah berkuasa dari Baghdad dan Cordova, orang-orang Yahudi juga menempati posisi terhormat sebagai saintis, dokter serta sinagog sinagog mereka dilindungi Lupa, karena kelompok ultra konservatifnya ingin menancapkan pengaruh. Yakin bahwa sang messias akan datang jika Masjidil al Aqsa dihancurkan, dan dibangun kembali kuil Sulaiman disana.

Dan karena mereka terlalu canggih, terus kita mau buat apa? Urusan pemimpin politik adalah tekanan politik, urusan ormas nenggalang tekanan massa untuk demo, seperti kemarin di monas. 

Semoga yang Empunya Al Quds, Yang Maha Pengasih Maha Penyayang, berkenan menolong hamba hambaNya yang tertimdas. Amiin yra..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline