Lihat ke Halaman Asli

Ilyani Sudardjat

TERVERIFIKASI

Biasa saja

"Neng, Saya Tidak Akan Milih Ahok; Hidup Makin Susah..."

Diperbarui: 14 Maret 2016   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pas lagi iseng kemarin saya nanya ke si mbak, yang kerja pulang-pergi di rumah. Ntar kalau Ahok maju, mau milih Ahok gak? Soalnya saya tahu si mbak memiliki KTP Jakarta, begitu juga keluarganya (suami dengan 6 anak lelaki usia 18 thn keatas; jiah nikah usia berapa nih si mbak?). "Enggak neng, saya gak akan milih Ahok. Soalnya hidup saya makin susah sekarang,"katanya.

Kenapa? saya jadi penasaran. Oh ternyata suami si mbak supir angkot mikrolet yang baru saja lunas cicilannya. Ndilalahnya bakal kena peraturan baru soal peremajaan angkot dimana kudu beli yang relatif baru. Dia merasa gak sanggup.

'Mana sekarang penumpang sepi, neng." Saya langsung nyamber, soalnya angkot suka ngetem sih mbak. Jadi penumpang pada kabur.

Dia jawab lagi, kalau suami saya gak gitu, neng. Makanya dia kadang suka berantem juga sama supir angkot yang laen."katanya. 

Nah yang paling dramatis adalah kejadian baru-baru lalu. Jembatan di Kalibata dihancurkan, sehingga semua kenderaan kudu naik jalan layang. Mana jalan layangnya lebarnya cukup imut,  sehingga daerah sini muacetnya gak ketulungan. Mungkin maksudnya supaya gak banjir. Ternyata sami mawon. Setelah jembatan dihancurkan, tetap banjir tuh. Padahal di Jakarta terang benderang, daerah sekitar Kalibata banjir, Ciliwung meluap, kena air kiriman dari Bogor.

Si mbak juga bilang gitu, makin macet, pendapatanpun makin minim. Belum lagi soal aturan peremajaan itu. Saya gak mungkin nyicil lagi neng, katanya. Gak sanggup. Paling ntar suami saya jadi pengangguran, katanya memelas.

Memang, di Jakarta hingga kini belum tampak pembenahan angkutan umum yang signifikan. Seharusnya mikrolet gini kan emang masih berfungsi untuk jalan-jalan arteri  diJakarta. Bisa juga diintegrasikan jadi feeder Busway. Tetapi tampaknya trayeknyapun masih banyak yang tumpang tindih dengan metromini dan kopaja. Sementara untuk busway, yaelah kejadian kebakaran, tabrakan, masih sering sekali terjadi. Atau standar bus yang sangat tidak nyaman. Memang sudah diganti dengan bis baru dari Swedia yang katanya lebih nyaman. Tetapi berapa banyak? Dan apakah emang sudah teruji dengan jumlah penumpang di Jakarta?

Jadi ya gitu deh. Saya tidak tahu berapa banyak orang seperti si mbak di Jakarta ini. Yang semakin terpinggirkan.

Ya sudah gitu aja. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline