Ketika Jokowi menang pilpres dan ada poling calon menteri, entah itu Kemenko Perekonomian atau Menkeu kek, Sri Mulyani termasuk kandidat yang aku masukin. Walaupun banyak celaan bahwa Sri Mulyani disebut neolib-lah, menteri kan gak bisa kerja sendiri. Ada Presiden yang membuat cetak biru negeri ini, ada legislatif yang mengawasi. Jadi arah anginnya mau kemana, tetap itu dibentuk oleh Presidennya. Sudah ada nawa cita juga toh?
Kenapa Sri Mulyani?
1. Kemampuan individu Sri Mulyani. Dia itu smart bangett nget nget dah. Pernah ada diskusi di UI, 2 menteri hadir, satu dengan dayang-dayang, eh banyak eselon yang mengiringi. Setiap pertanyaan nanya eselon. Yang satu datang sendiri, semua data ada di kepalanya, dan setiap pertanyaan dijawab dengan tepat sasaran serta sangat lugas. Yang sendiri itu Sri Mulyani. Yang satu lagi gak usah disebut deh.
Kemampuan IQ itu adalah karunia dari Allah SWT. Jadi ini bukan bentuk puja puji ke SMI loh, hehee. Semoga karunia Ilahi itu bisa dibaktikan kenegeri ini...:D
2. Rekam jejak profesional yang memang sudah terbukti di birokrasi. Banyak akademisi di luar sana, yang berkutat dengan masalah keilmuan, ada juga banyak profesional. Tetapi apakah mereka bisa berkinerja baik ketika di birokrasi? Belum tentu! Birokrasi itu rumitnya gak ketulungan, seperti orang masuk ke sebuah gedung dengan lorong-lorong gelap yang kudu disinari. Dan Sri Mulyani sudah terbukti ketika di Bappenas, kemudian di Kemenkeu, bagaimana kinerjanya.
3. Kemampuan manajemen dan leadershipnya. SMI itu memilki kemampuan untuk merubah dan merombak sistem. Dan itu juga yang terlihat ketika SMI bekerja di pemerintahan atau pekerjaannya yang terdahulu.
Terus kalau masalah century, mungkin harus dipilah, masuk ke masalah teknis atau politis? Tentu kalau SMI terlibat ya saya angkat tangan. Yang jelas, semoga reshuffle kabinet akan semakin membawa kebaikan kepada negeri ini. Dan parpol-parpol jangan nafsu hanya untuk kepentingan diri sendiri, golongan, atau partainya saja. Tetapi untuk kesejahteraan dan kemajuan sebuah negara raksasa bernama Indonesia.
Ya sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H