Lihat ke Halaman Asli

Ilyani Sudardjat

TERVERIFIKASI

Biasa saja

Ketika Raja Kristen memberikan Perlindungan kepada Sahabat Nabi

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjelang tahun Baru Hijriah, tanggal 5 November besok, suka inget bacaan sejarah Nabi SAW. Bacaan yang sering saya ulang-ulang, terutama ketika di Kairo, kalau saya kangen berat sama Nabi SAW.

Buku yang saya baca mengenai sejarah Nabi bermacam-macam. Tetapi pada umumnya bersumber dari karangan Ibn Ishaq, Ibnu Hisyam yang pertama kali membukukan sejarah Nabi SAW. Itupun pendokumentasiannya setelah (kalo gak salah), sekitar 150 tahun setelah Hijrah. Banyak buku sejarah Nabi berasal dari sumber paling awal ini, tetapi biasanya nanti dikompilasi lagi dengan hadist terkait sejarah, atau ditafsirkan lagi oleh pengarang sejarah Nabi berikutnya. Apalagi yang kontemporer.

Yang menarik dari sejarah Nabi SAW itu diantaranya adalah proses Hijrah. Hijrah ke tempat yang lebih diberkahi, tempat yang lebih memberi jalan untuk memperbaiki keimanan, kehidupan dan masa depan yang lebih cerah.

Karena ketika itu di Mekkah, kondisi ummat islam sangat sulit. Penyiksaan dilakukan kepada para muslim-muslim baru ini. Bapak menyiksa anaknya. Bahkan seorang ibupun tega menyiksa anaknya yang menjadi muslim, dengan mengurung tanpa memberi makan. Paman terhadap ponakannya. Abang terhadap adiknya.

Apalagi budak-budak yang muslim, semakin menjadi disiksa oleh majikannya. Beberapa diantaranya meninggal karena disiksa ini. Sementara beberapa sahabat ra yang biasanya memerdekan para budak tersebut, sudah menyusut sekali hartanya, hingga tak punya sedikitpun untuk mampu membebaskan para budak tersbeut.

Kondisi ini yang akhirnya membuat Rasulullah SAW mengambil keputusan agar sahabat-sahabat beliau hijrah atau pindah ke tempat lain yang lebih kondusif. Dan tempat yang beliau pilih adalah negeri Habsyi, yang terletak di Afrika Timur, dimana Raja dan sebagian besar penduduknya menganut Kristen.

Hijrah pertama ini terjadi pada tahun ke-5 Kenabian, pada bulan Rajab. Rombongan yang berangkat ada 2 kelompok, yang pertama terdiri dari 24 orang dan yang kedua terdiri dari 100-an orang, termasuk anak-anak.

Kedatangan rombongan ini disambut hangat oleh Raja Negus, Raja Kristen  negri Habsyi. Mereka diperlakukan sangat baik dan ramah oleh Sang Raja. Bahkan penduduk Habsyi pun dengan baiknya menyambut rombongan ini.

Raja Negus menjamin keselamatan mereka. Menjamin kehidupan mereka mencari nafkah. Bahkan ketika utusan kafir Quraisy Makkah datang meminta mereka untuk dipulangkan, sang Raja dengan tegas menolak.

Padahal kafir Quraisy bukan hanya meminta loh, tetapi suapnya juga banyak, mulai dari emas-emasan, kulit, hewan, dan sebagainya ditawarkan agar Sang Raja bersedia mengubah fikirannya. Hadiah-hadiah yang akan membuat silau, tetapi Sang Raja tetap pada pendiriannya untuk melindungi kaum muslim.

Dan yang terakhir jurus yang digunakan oleh mereka adalah dengan membenturkan keimanan Islam dengan Kristen. Inipun gagal, karena yang dilihat Sang Raja malah PERSAMAAN nya, BUKAN PERBEDAANNYA.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline